Presiden Iran Katakan Serius Bahas Program Nuklir
DUBAI, SATUHARAPAN.COM - Presiden Iran yang baru, Hassan Rouhani, mengatakan ia serius melakukan perundingan mengenai Program Nuklir Teheran. Hal ini dikatakannya di konferensi pers pertamanya, pada Selasa (6/8). Ini memberikan harapan akan sebuah kemajuan, setelah kebuntuan selama bertahun-tahun.
Menanggapi hal ini, kritikus Iran mengatakan, sebelumnya pembicaraan mengenai nuklir ini merupakan taktik untuk menunda. Namun sesungguhnya mereka terus mengembangkan teknologi yang berkaitan dengan senjata nuklir, ini merupakan hal yang selalu dibantah oleh Teheran. Sedangkan negara Iran sendiri mengatakan, mereka membutuhkan tenaga atom untuk kebutuhan energi dan medis.
Rouhani mengatakan, Iran tidak akan menghentikan program nuklirnya. “Kami tidak akan melakukan hal-hal di luar hak bangsa kami. Kami juga siap untuk memasuki perundingan yang lebih serius dengan pihak terkait lainnya,” kata pria 64 tahun itu, seperti dilansir oleh Huffington Post.
“Jika pihak lain juga menyiapkan diri seperti kami, saya yakin kekhawatiran dari kedua belah pihak dapat dihapuskan. Ini dapat diwujudkan melalui negosiasi yang tidak akan memakan waktu terlalu lama,” lanjut Rouhani.
Pembicaraan Terakhir
Jika memandang kebelakang, pembicaraan tingkat tinggi terakhir antara Iran dan kekuatan dunia yang terdiri dari AS, Rusia, China, Inggris, Perancis dan Jerman, yang dilakukan pada April lalu, gagal memecah kebuntuan.
Sejak kemenangan Rouhani dalam pemilu, AS mengatakan akan menjadi mitra bagi Iran, apabila Iran serius mencari solusi damai bagi masalah ini.
Menanggapi hal tersebut, Rusia mengatakan pembicaraan antara Iran dan kekuatan dunia tidak dapat ditunda lagi. Pembicaraan ini paling lambat harus sudah dilakukan pada pertengahan September.
Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, saat melakukan kunjungan ke Italia mengatakan, Rusia benar-benar setuju dengan Rouhani. Rusia juga mengkritik langkah untuk memperketat sanksi terhadap Iran.
"Saat ini sangat penting untuk mendukung pendekatan konstruktif kepada pemimpin Iran," kata Lavrov dalam pernyataan yang disiarkan kantor berita Rusia.
Sedangkan Pemimpin Rusia, Vladimir Putin, dijadwalkan bertemu Rouhani untuk pertama kalinya sebagai Presiden di Kyrgyzstan bulan September.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...