PBB Tegaskan Solidaritas untuk Palestina
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menegaskan komitmennya kepada rakyat Palestina dalam perjuangan mereka yang berkelanjutan untuk mencapai penentuan nasib sendiri, kemerdekaan dan kedaulatan.
Para pejabat senior PBB bergabung dengan para duta besar dan perwakilan lainnya dari komunitas internasional di New York pada hari Rabu (27/11) untuk memperingati Hari Solidaritas Internasional untuk Rakyat Palestina. Secara resmi peringatan dilakukan setiap tahun pada 29 November.
Dimulai pada tahun 1977, peringatan menandai peristiwa pada tahun 1947 ketika Majelis Umum PBB mengadopsi resolusi yang membagi wilayah itu menjadi Negara Arab (Palestina) dan Negara Yahudi.
Di Markas besar PBB di New York juga diselenggarakan pameran untuk Palestina dengan tema: "Palestine: The Most Universal of National Causes." Sementara Sekjen PBB, Antonio Guterres PBB mengatakan bahwa menyelesaikan konflik Israel-Palestina tetap menjadi salah satu tantangan paling sulit dihadapi komunitas internasional.
Karena tidak ada alternatif yang layak untuk solusi dua-negara, maka dia meminta kedua belah pihak, dan para pendukung mereka, untuk bekerja untuk memulihkan kepercayaan tentang proses.
“Hanya negosiasi konstruktif antara para pihak, dengan itikad baik, dengan dukungan dari komunitas internasional dan mengikuti resolusi lama PBB dan parameter yang telah lama disepakati, akan menghasilkan solusi yang adil dan tahan lama, dengan Yerusalem sebagai ibu kota kedua negara,“ Kata Guterres.
“Yang dibutuhkan, pertama dan terutama, adalah kepemimpinan dan kemauan politik. Upaya masyarakat sipil dan semua pihak yang berusaha menjembatani kesenjangan antara warga Israel dan Palestina juga perlu didukung. "
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas, mengatakan rakyatnya telah mengalami lebih dari 70 tahun tragedi dan krisis, namun tetap tabah. "Terlepas dari beberapa dekade kekecewaan dan kemunduran, kami tetap berkomitmen pada tatanan multilateral yang menghormati dan memastikan penghormatan terhadap hukum internasional," katanya dalam pesan yang dibacakan oleh Pengamat Tetap Palestina untuk PBB, Riyad Mansour.
"Negara Palestina akan terus terlibat dalam upaya yang bertujuan untuk memajukan aturan hukum internasional, termasuk melalui pembangunan institusi nasional kami, menyebarkan budaya perdamaian dan memberdayakan orang-orang kami, terutama perempuan dan pemuda."
Sekitar delapan juta orang Palestina hidup terutama di wilayah yang diduduki oleh Israel, tetapi juga melintasi Timur Tengah dan tinggal di negara-negara seperti Yordania, Lebanon, dan Suriah.
Presiden Majelis Umum PBB, Tijjani Muhammad-Bande, menyerukan tindakan untuk memastikan dukungan kemanusiaan. “Ini harus diatasi dengan memperkuat Badan Bantuan dan Pekerjaan PBB untuk Pengungsi Palestina di Timur Dekat (UNRWA), untuk memastikan bahwa itu dapat memenuhi kebutuhan kemanusiaan lebih dari 5,4 juta pengungsi Palestina,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...