PBB: Warga Minoritas Amerika Latin Alami Diskriminasi
PANAMA CITY, SATUHARAPAN.COM – Meskipun pertumbuhan ekonomi di seluruh Amerika Latin sudah berlangsung satu dekade, orang-orang keturunan Afrika yang menjadi minoritas di seluruh kawasan itu masih didiskriminasi dan berpenghasilan kecil, kata sebuah badan PBB, Selasa (3/12).
“Di seluruh Amerika Latin, terjadi diskriminasi yang menyebar luas berdasarkan warna kulit seseorang,” kata Silvia Garcia dari UN Development Programme (Program Pembangunan PBB/UNDP).
Diskriminasi dan pembayaran yang tidak adil dialami penduduk regional walaupun hingga 30 persen warga Amerika Latin - tidak termasuk Karibia, tempat jumlah warga kulit hitam lebih tinggi - adalah keturunan Afrika.
“Jika Anda adalah keturunan Afrika dan seorang wanita, Anda dua kali lipat memiliki kesempatan mendapatkan diskriminasi. Itu adalah gabungan yang dramatis,” kata Garcia.
UNDP mengatakan, rata-rata 20-30 persen populasi di Amerika Latin adalah keturunan Afrika. Jumlahnya tentu saja lebih tinggi di negara-negara seperti Brasil, Republik Dominika, dan Kuba.
Walaupun pertumbuhan cukup kuat di banyak negara dalam satu dekade terakhir, terutama dalam pertambangan, industri, dan ekspor hasil ladang, warga Amerika Latin kulit hitam, bersama dengan penduduk pribumi di kawasan tersebut, biasanya memiliki kualitas hidup yang lebih buruk dan berpenghasilan kecil, kata Garcia.
Ia mengatakan kaum minoritas di kawasan itu sudah biasa mendapat perlakuan yang berbeda dalam politik, memiliki tingkat pendidikan yang lebih rendah, dan mendapat perlakuan berbeda dari polisi dan otoritas lainnya.
“Orang-orang tidak dilahirkan untuk mendiskriminasi orang lain, atau menjadi rasis. Itu semua adalah hal-hal yang kalian pelajari di sekolah, di jalanan, di media, dan di keluarga kita,” tegas Garcia.(Ant)
Editor : Sotyati
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...