Pejabat India Mengundurkan Diri setelah Berswafoto dengan Korban Perkosaan
RAJASTHAN, SATUHARAPAN.COM – Seorang pejabat Komisi Perlindungan Perempuan Negara Bagian Rajasthan, India, Somya Gurjar, mengundurkan diri setelah dia melakukan selfie (swafoto) dengan korban tindak kejahatan perkosaan di sebuah kantor polisi, di Jaipur, Rajasthan, India.
Seperti dijelaskan di situs berita BBC, hari Jumat (1/7), Gurjar melakukan swafoto dengan korban perkosaan dengan ekspresi tersenyum, namun tidak dijelaskan ekspresi dari korban perkosaan karena dalam foto tersebut wajah korban perkosaan disamarkan.
Dalam laporan BBC yang mengutip media setempat, korban melapor ke polisi karena dia diperkosa oleh suaminya dan dua kerabat lainnya.
Dalam gambar, Gurjar terlihat memegang tablet, sementara rekannya yang juga anggota advokasi hak-hak perempuan lainnya, Suman Sharma, tampak memegang tangan korban.
Setelah melakukan swafoto, gambar tersebut tersebar dengan cepat di jaringan media sosial WhatsApp Messenger. Gurjar berdalih korban penasaran tentang kamera di telepon genggam yang masa kini digunakan untuk swafoto tersebut.
Dia berdalih swafoto merupakan salah satu upaya yang dia lakukan untuk menenangkan kondisi psikologis korban perkosaan agar ceria. Saat Gurjar dan Sharma sedang melakukan swafoto, tindakan tersebut diabadikan oleh kamera petugas kepolisian setempat yang tidak disebut namanya.
Sharma turut prihatin dengan tersebarnya foto tersebut, dan telah meminta penjelasan tertulis dari Gurjar. “Saya tidak mendukung tindakan tersebut,” kata Sharma.
Gambar tersebut, dalam pantauan BBC, memicu gelombang kemarahan di media sosial, karena apabila seseorang mempublikasikan informasi yang mengarah pada identifikasi korban perkosaan adalah sebuah tindakan ilegal di India.
Dari data yang dihimpun BBC dengan mengutip keterangan resmi pihak setempat menunjukkan insiden kekerasan seksual di India meningkat, salah satu peristiwa yang cukup terkenal yakni terbongkarnya aktivitas kelompok geng pemerkosaan dan pembunuhan spesialis mahasiswi di New Delhi pada 2012. Terbongkarnya aktivitas geng tersebut menyebabkan munculnya gelombang protes dan perombakan terhadap undang-undang anti-perkosaan. (bbc.com)
Editor : Sotyati
Risiko 4F dan Gejala Batu Kantung Empedu
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dokter spesialis bedah subspesialis bedah digestif konsultan RSCM dr. Arn...