Pekerja Commuter Line Sao Paulo Bekerja Kembali
SAO PAULO, SATUHARAPAN.COM - Para pekerja commuter line Brasil mengumumkan pada Selasa (10/6) mereka akan menangguhkan pemogokan, beberapa hari sebelum Piala Dunia. Serikat pekerja salah satu moda transportasi di Sao Paulo memutuskan untuk melakukan pemogokan karena situasi yang tidak kondusif yakni saat Sabtu (7/6) hingga Minggu (8/6) dimana demonstrasi besar-besaran buruh yang menuntut kepada pemerintah terkait kenaikan gaji 12 persen.
Pertandingan Piala Dunia 2014 yang akan diselenggarakan di Stadion Arena Sao Paulo antara lain Brasil menghadapi Kroasia pada Jumat (13/6) dini hari WIB, kemudian Kamis (19/6) dini hari WIB Uruguay meladeni Inggris, kemudian pada Senin (23/6) malam WIB Belanda menghadapi Chili, pada Kamis (26/6) dini hari WIB akan menggelar partai Korea Selatan menghadapi Belgia, dan satu perandingan perdelapan final pada Selasa (1/7) malam WIB, serta satu partai semi final pada Rabu (9/7) dini hari WIB.
Pada Rabu (11/6) perwakilan buruh diperkirakan akan menemui Kementerian Tenaga Kerja Brasil untuk menuntut hal yang sama.
Serikat pekerja mencari kenaikan upah 12 persen tetapi pemerintah mengatakan tidak akan menawarkan apa-apa di atas 8,7 persen. Pertemuan antara pejabat pemerintah dan perwakilan serikat pekerja pada Senin (9/6) tidak menemui titik terang.
Pihak pemerintah Wali Kota Sao Paulo khawatir tentang aksi buruh karena kereta bawah tanah adalah sarana utama transportasi bagi fans yang akan menghadiri pertandingan awal turnamen antara Brasil dan Kroasia. Stadion ini terletak 12 kilometer sebelah timur dari pusat Sao Paulo, di mana sebagian besar wisatawan tinggal.
Adriana Silva, yang bekerja sebagai kasir di sebuah toko perhiasan di Sao Paulo, mengeluh karena demonstrasi menganggu kelancaran lalu lintas dari rumah menuju tempat kerjanya.
“Kenapa melakukan ini sekarang, mengapa demonstrasi yang mengacaukan ini dekat dengan Piala Dunia,?” kata Silva.
“Ini harus dihentikan,” lanjut Silva.
Pada saat demonstrasi yang digelar dua hari berturut-turut tersebut polisi anti huru hara menembakkan gas air mata guna memukul mundur kurang lebih ribuan demonstran yang memacetkan Sao Paulo.
Banyak persimpangan utama kota macet dengan mobil dan truk, dan lalu lintas bergerak sangat lambat di tempat lain.
Sekretaris transportasi Sao Paulo negara, Jurandir Fernandes, kepada wartawan mengatakan para buruh termasuk pegawai kereta bawah tanah yang ikut-ikutan mogok telah dipecat. (aljazeera.com/telegraph.co.uk)
Editor : Bayu Probo
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...