Pelajaran dari Gigitan Nyamuk
Terkadang, sesuatu yang tak dianggap dan dibenci juga bisa bermakna dan berguna.
SATUHARAPAN.COM – Hampir semua orang benci dengan nyamuk, entah karena bentuk dan keusilannya, atau karena virus yang dibawanya. Karena kebencian itu, tak ada orang yang mencoba memelihara nyamuk atau menjadikannya simbol bagi kehidupannya. Semua mencoba mengusir dan menyirnakan nyamuk dari kehidupannya. Benarkah nyamuk itu sama sekali tidak berguna bagi manusia?
Pagi itu seorang pendeta berkisah bahwa ia hampir terlambat bangun karena kesibukan pada hari sebelumnya. Mau tidak tidur takut kondisi semakin lemah, namun mau tidur takut tidak bangun. Jika letih sudah mendera, suara alarm tidak mampu mengusik nyenyak tidurnya. Dalam kebingungan dan deraan letih, ia tertidur. Tak pernah ia berpikir akan tugasnya esok hari, letih tubuh telah mengantarkanya ke dunia tidur nan nikmat.
Waktu terus bergulir dan pagi hampir mendekati puncaknya. Suara alarm HP berdering mencoba memanggilya, namun tak jua ia bangun sampai sebuah gigitan nyamuk memudarkan mimpi dan tidurnya. Bergegas ia melihat jam dinding, waktu semakin mendekati panggilan tugasnya. Untung ada gigitan nyamuk, begitu dia bergumam.
Terkadang, sesuatu yang tak dianggap, tak pernah dipikirkan dan bahkan selalu dihindari dan dibenci juga bisa bermakna dan berguna. Semua tergantung dari sudut mana kita melihat dan memaknainya. Perihal digigit nyamuk hampir semua orang pernah mengalaminya, namun selalu dalam pemahaman kebencian. Namun, jika kita bisa memberi makna baru dan sebagai bagian dari kelengkapan hidup, maka gigitan nyamuk itu pun terasa indah.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...