Pelajaran dari Kecelakaan di Tol Jagorawi KM 8.2
SATUHARAPAN.COM – Saya tertegun mendengar berita anak berusia 13 tahun mengendarai mobil mewah pada dini hari dan menabrak kendaraan lain sehingga mengakibatkan beberapa korban luka dan tewas. Bagaimana bisa? Hampir setiap hari kita mendengar korban kecelakaan, tetapi seorang anak 13 tahun mengendarai mobil, dini hari pula, sungguh di luar kebiasaan.
Bukankah seorang anak 13 tahun itu masih seusia anak SLTP? Bagaimana dia bisa lepas dari kontrol orang tuanya? Apakah dia diizinkan mengendarai mobil? Siapa yang mengajarinya? Apakah dia diperbolehkan keluar malam? Apakah dia tidak mempunyai PR dan tugas sekolah seperti anak SLTP pada umumnya? Mengapa dia berani membawa mobil padahal dia belum punya SIM, ataukah dia punya SIM tembak? Pertanyaan-pertanyaan itu berkecamuk dalam benak saya. Memang ini pasti di luar kehendak orang tua maupun anak; anak itu pun luka parah. Namun, kok bisa?
Sebagai orang tua, terlepas dari segala masalah yang menimpa, kita harus tetap berpegang pada prinsip bahwa anak adalah anugerah Tuhan. Lihatlah, tidak semua keluarga dikaruniai anak! Jadi, sudah seharusnya anak itu kita didik dan ajari. Tak semudah mengatakannya, kadang rasa sayang malah menghalangi kita untuk memberikan batasan.
Tak jarang kita temukan gadget atau barang-barang yang dipakai anak ternyata lebih mahal dari orang tuanya. Mungkin karena orang tua terlalu mengasihi anak tersebut atau kompensasi dari rasa bersalah karena kurangnya waktu bagi anak.
Tetapi, kembali ke prinsip anak adalah anugerah Tuhan, sudah selayaknya kita mendidik anak-anak kita. Sesibuk apa pun kita, seberat apa pun masalah kita.
editor: ymindrasmoro
email: inspirasi@satuharapan.com
Pemerhati Lingkungan Tolak Kekah Keluar Natuna
NATUNA, SATUHARAPAN.COM - Pemerhati Lingkungan di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri) menolak h...