Pelaku Bom Boston Dimakamkan
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Paman pelaku bom Boston, Ruslan Tsarni tiba di Massachusetts, Amerika Serikat. Ia tiba pada hari Minggu (05/05) lalu untuk mengurus pemakaman keponakannya, Tamerlan Tsarnaev. Di sela itu ia menegaskan bahwa dalam pihak keluarga tidak ada yang mengasosiasikan kematian Tsarnaev dengan peristiwa kejahatan.
"Tidak ada yang mau mengasosiasikan Tsarnaev dengan peristiwa jahat," katanya.
Tsarnaev meninggal di usia 26 tahun setelah baku tembak dengan polisi pada tanggal 19 April silam pasca-pengeboman Boston marathon. Dia menghembuskan nafas terakhirnya terkena tembakan dan dan trauma benda tumpul di kepala serta dada. Menyikapi hal ini, dari sisi keluarga tidak menginginkan otopsi jazad Tsarnaev guna mencari kejelasan lebih lanjut mengenai penyebab kematiannya.
Paman bom Boston yang berasal dari Desa Montgomery dan tiga dari teman Tsarnaev bertemu dengan direktur rumah duka Worcester, Peter Stefan. Kedatangan mereka itu adalah bentuk kesiapan dari teman-teman Tsarnaev untuk memandikan jenazah serta menguburkannya sesuai dengan tradisi Islam. Ruslan Tsarni sebenarnya menginginkan keponakannya itu dimakamkan di Massachusetts, karena selama 10 tahun terakhir ini Massachusetts telah menjadi tempat tinggal Tsarnaev.
Peter Stefan memaparkan bahwa dirinya belum menemukan makam di Massachusetts yang bersedia menerima jazad Tsarnaev. Direktur rumah duka itu sedang mengusahakan sepetak tanah makam di Kota Cambridge dengan minta bantuan pejabat setempat. Cambridge adalah tempat tinggal Tsarnaev selama ini.
Menanggapi hal ini Manajer Kota Cambridge, Robert Healy mengatakan belum ada persetujuan yang keluar mengenai permohonan pemakaman Tsarnaev. Dia justru meminta keluarga dan Peter Stefan untuk tidak memakamkan di Kota Cambridge. Healy menambahkan, permohonan pemakaman itu diluar kepentingan Cambridge.
“Siapapun orangnya, dia berhak mendapatkan pemakaman yang layak dari keluarganya. Dalam hal ini lembaga federal lainnya harus dilibatkan dalam memimpin pemakaman,” kata Healy. Jason Pack, agen khusus pengawasan di kantor pers FBI mengatakan bahwa mereka sedang pencarian pengadilan resmi di Cambridge sebagai bagian dari upaya investigasi. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut mengenai pemakaman ini.
Healy kembali menjelaskan, “Warga Kota Cambridge yang selama ini hidup tenang dapat mendapat kesulitan dan tekanan, warga kota ini bisa terpengaruh oleh gejolak, protes, dan tersebar luas di media karena berita pemakaman tersebut.”
Selain itu, Peter Stefan pun sudah mendapat kecaman karena membantu mengurus pemakaman pelaku bom Boston itu. Stefan di cap sebagai non-Amerika. “Saya sudah mengambil sumpah sebagai pegawai rumah duka, dapatkah saya memilih?” bela Stefan. Dia menegaskan, “Kami hanya menguburkan jenazah, kami tidak bisa memisahkan dosa dari seseorang.”
Meskipun Tamerlan Tsarnaev sudah meninggal dan sang adik kandung, Dzhokhar Tsarnaev telah ditetapkan sebagai tersangka dan masih berada di rumah sakit masih menunggu keputusan investigasi terkait plot terorisme, ulah mereka berdua telah mencoreng nama keluarga serta mempermalukan etnis Chechnya yang ada di Amerika Serikat.
Editor : Wiwin Wirwidya Hendra
Perusahaan Pembuat Ponsel Lipat Pertama Bangkrut
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Royole Technologies, perusahaan yang membuat ponsel lipat pertama di duni...