Pelawak Pimpin Perolehan Suara Pilpres Guatemala
GUATEMALA CITY, SATUHARAPAN.COM – Aktor dan pelawak Jimmy Morales (46), yang tidak pernah memegang posisi apa pun di pemerintahan, memimpin dalam perolehan suara pemilihan presiden Guatemala, sementara dua calon lain bertarung untuk memperebutkan tempat dalam pemilihan putaran kedua.
Dengan tema kampanye memberantas korupsi, seperti diberitakan bbc.com, Morales memperoleh 24 persen suara dari 97 persen suara yang sejauh ini sudah dihitung. Slogannya, seperti diberitakan wjs.com, sangat populer, “Ni corrupto, ni ladron (neither corrupt nor a thief)”.
"Guatemala menginginkan perubahan dan tidak dipimpin oleh orang-orang dengan masa lalu yang gelap," kata Morales setelah memberikan suara, tak jauh dari Guatemala City.
Morales, kelahiran 8 Maret 1969, lebih dikenal sebagai bintang televisi. Namanya meroket melalui serial televisi Moralejas (Morals), bersama saudara laki-lakinya, Sammy Morales. Ia mengelola sebuah perusahaan kecil, meminjam istilahnya, ketika diwawancara wjs.com.
Kematian ayahnya, seorang produser dan presenter radio, ketika Morales masih berusia 3 tahun, membalikkan kehidupan keluarganya. Jimmy kecil terpaksa bekerja membantu ibunya, menjadi penjaja keliling. Berjualan apa saja, demi untuk menyambung hidup, termasuk berjualan pisang di pasar.
Jimmy Morales, yang dibesarkan di lingkungan Kristen evangelis, meraih gelar di bidang administrasi bisnis di Universidad de San Carlos de Guatemala dan gelar lain di bidang teologi.
“Pada 2004 terasa ada panggilan kuat untuk terjun dalam politik,” kata Morales dalam wawancara.
Pada 2011, tercatat ia ikut dalam suatu pemilihan wali kota. Pada 2013, ia bergabung dengan partai National Convergence Front (FCN), dan menjabat sekretaris jenderal.
Morales mendukung hukuman mati, namun sangat menentang aborsi.
Perlu Putaran Kedua
Sementara itu, seperti dilaporkan bbc.com, pengusaha beraliran politik kanan Guatemala, Manuel Baldizon, dan mantan ibu negara Santra Torres, sama-sama mendapat suara sekitar 19 persen.
Sejauh ini Torres unggul dari Baldizon dengan selisih tak sampai 800 suara.
Karena tidak ada calon yang meraih lebih dari 50 persen suara, akan digelar pemilihan presiden putaran kedua pada 25 Oktober mendatang.
Pemungutan suara Minggu (6/9) berlangsung hanya beberapa hari setelah mundurnya Presiden Otto Perez Molina terkait dakwaan korupsi.
Banyak yang menyerukan agar pemilihan presiden ditunda karena kasus yang menimpa Molina, yang bisa diadili setelah parlemen mencabut kekebalan hukum atasnya.
Namun, para pemilih tampak bersemangat memberikan suara dan komisi pemilihan mengatakan partisipasi mencapai 80 persen dari total 7,5 juta warga yang berhak memilih.
Selain pemilihan presiden dan wakil presiden, warga Guatemala juga memilih anggota parlemen nasional dan pemerintah daerah.
Editor : Sotyati
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...