Pemberitaan Keberagaman Tak Untungkan Media Massa
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menurut pakar komunikasi dari Universitas Indonesia, Ade Armando, sedikitnya pemberitaan perihal keberagaman pada media massa di Indonesia, karena dari segi bisnis, isu keberagaman kurang menguntungkan dan tidak meningkatkan rating.
“Mengangkat isu keberagaman dianggap tidak menguntungkan dan memiliki risiko bagi media. Seperti, bisa memberi ancaman penyerangan dari kelompok tertentu,” ucap Ade, saat Talkshow: Wajah Keberagaman di Media, dalam acara Diversity Award 2014, yang diselenggarakan Serikat Jurnalis untuk Keberagaman (SEJuK), di Tebet Green, Jakarta, pada Rabu (14/5).
Seharusnya, media di Indonesia, baik cetak ataupun online, memunculkan isu keberagaman dalam berita yang penting sekaligus menarik.
"Isu intoleransi seperti pelarangan pembangunan tempat ibadah, penyerangan terhadap kelompok suatu agama tertentu ataupun konflik HAM, merupakan peristiwa penting dan menarik bagi publik, tapi tidak mendapat tempat nan memadai di media" tutur Ade.
Akan tetapi, masih terdapat beberapa media yang konsisten mengangkat isu keberagaman tersebut. Dengan mementingkan kedalaman berita dan komperhensif.
“Media massa memiliki kewajiban untuk mengungkap kebenaran dan menyuarakan yang tidak bersuara," kata Ade.
Wartawan Raih Penghargaan Diversity
SEJuK memberi penghargaan Diversity 2014 kepada lima wartawan. Sebuah penghargaan nan diberikan bagi jurnalis yang telah berkontribusi merawat keberagaman dan membela mereka yang selama ini dipinggirkan. Penghargaan tersebut baru pertama kali diselenggarakan oleh Sejuk.
Tahun ini, terdapat lima kategori dalam penghargaan itu, yakni media cetak, media online, radio,foto, dan televisi.
Penghargaan Diversity 2014 kategori media cetak diberikan kepada Ilham Khoiri dari Harian Kompas, kategori media online disampaikan bagi Sandro Gatra dari Kompas.com, selanjutnya kategori radio diberikan bagi M Taufik Budi Wijaya dari media KBR68H, dan kategori foto diraih oleh Fully Syafi Handoko, sang fotografer dari Tempo.
Sedangkan untuk kategori televisi, dimenangkan oleh Anastasia Apricilia Rijkers dari Metro TV.
Editor : Bayu Probo
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...