Pemberontak Suriah Sita Ribuan Dokumen ISIS
PENTAGON, SATUHARAPAN.COM – Pejuang pemberontak Suriah yang didukung Amerika Serikat melawan kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS atau ISIS) telah merebut ribuan dokumen, telepon dan perangkat digital lainnya dariI SIS, kata seorang pejabat Pentagon, hari Rabu (29/6).
Serangan dilancarkan oleh kekuatan anti-ISIS yang terdiri pejuang Kurdi dan Arab Suriah di kota Manbij, wilayah utara Suriah dan jalur penting antara perbatasan Turki dan kota Raqa, ibu kota de facto ISIS.
Kolonel Chris Garver, juru bicara serangan anti-ISIS yang dipimpin AS, seperti dikutip AFP, mengatakan para pejuang Arab Suriah menguasai wilayah selatan dan barat kota Manbij, dan telah merebut pintu masuk ke terowongan yang kompleks dari kelompok militan itu.
Mereka "juga menyita lebih dari 10.000 dokumen..., termasuk buku, poster propaganda, telepon selular, laptop, peta dan perangkat penyimpanan digital," kata Garver.
"Eksploitasi informasi ini sedang berlangsung untuk lebih memahami jaringan dan teknik Daesh (nama dalam bahasa Arab untuk ISIS), termasuk sistem untuk mengelola aliran jihadis asing ke Suriah dan Irak," katanya menambahkan.
Pejabat Pentagon sering menyoroti nilai informasi tersebut, yang mengarah ke target baru dan membantu mereka memahami jaringan ISIS.
Tentara Suriah Baru
Secara terpisah, di wilayah tenggara Suriah, sebuah kelompok pemberontak yang dilatih AS yang disebut Tentara Suriah Baru, hari Rabu bertempur untuk menguasai wilayah dekat perbatasan dengan Irak, Al-Bukamal.
Tujuan serangan itu untuk memotong jalur pasokan militer ISIS di lembah Efrat, antara Suriah dan Irak.
Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia mengatakan bahwa pemberontak telah merebut pangkalan udara kecil, Al-Hamdan di dekatnya, tetapi militan ISIS merebut kembali pada Rabu sore dan terpaksa mundur.
Garver tidak memberikan rincian tambahan tentang pertempuran yang sedang berlangsung, tetapi menekankan pentingnya wilayah perbatasan itu.
Jihadis ISIS Menurun
"Pertempuran Itu penting, karena akan membantu memperlambat aliran pejuang asing... dari Irak ke Suriah dan sebaliknyai," katanya.
Pentagon mengklaim jumlah pejuang asing yang masuk ke Irak dan Suriah telah turun dari sekitar 2.000 tiap bulan pada tahun lalu, menjadi sekitar 200 per bulan tahun ini. "Anda tidak melihat sejumlah besar gerakan. Ini tentu telah terjadi penurunan," kata Garver.
ISIS merebut Al-Bukamal pada pertengahan 2014, ketika menguasai wilayah perbatasan Suriah dan Irak dan menyatakan dirinya sebagai "khalifah."
Sementara di Irak, Garver mengatakan perhatian sekarangbergeser dari Fallujah yang pekan lalu direbut kembali oleh pasukan Irak dari kelompok ISIS, menuju benteng utama jihadis ISIS di kota Mosul, Irak.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...