Pembicaraan Damai Suriah Ditunda 3 Pekan
JENEWA, SATUHARAPAN.COM – Pembicaraan damai Suriah dihentikan sementara akibat masih banyak perbedaan antara pemerintah dan oposisi. Pertemuan para pihak Suriah untuk mengakhiri perang saudara ini akan dibuka lagi tiga pekan mendatang.
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura menyatakan setelah dua hari pertemuan, pembicaraan kembali ditunda karena masih ada perbedaan.
Masalah itu antara lain menghentikan pengepungan dan membuka akses bantuan kemanusiaan untuk warga Suriah yang sampai sekarang belum terjangkau. PBB tidak mau hal-hal prosedural yang sederhana menjadi lebih penting daripada hasil untuk mengatasi masalah kemanusiaan rakyat Suriah.
"Saya diyakinkan bahwa mereka akan membahas selama pembicaraan.. .. Pemerintah memiliki beberapa masalah prosedural sebelum membahas masalah kemanusiaan.... Oposisi merasa itu perlu untuk rakyat Suriah, " kata De Mistura.
Dia menekankan bahwa penundaan itu hanya "jeda sementara" dan bukan akhir atau kegagalan pembicaraan. Kedua belah pihak masih tertarik untuk proses politik dimulai. Pertemuan direncanakan pada 25 Februari mendatang.
Untusan Khusus PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, ketika diwawancarai wartawan setelah pembicaraan damai Suriah dinyatakan ditunda tiga pekan. (foto: un.org)
Tidak Frustrasi
De Mistura berada dalam kesulitan mengakhiri perang Suriah yang menewaskan lebih dari 250.000 orang, menyebabkan empat juta orang melarikan diri ker negara lain. Diperkirakan 6,5 juta orang mengungsi di Suriah, dan 13,5 juta orang membutuhkan bantuan kemanusiaan.
"Saya tidak frustrasi, saya tidak kecewa. Saya telah cukup lama di PBB untuk mengetahui bahwa ketika Anda dalam perang selama lima tahun dan menhadapi banyak saat-saat sulit, Anda harus realistis," kata dia.
De Mistura menyatakan pembicaraan di Jenewa, Swiss, resmi dimulai pada hari Senin (1/1) setelah bertemu selama dua jam dengan Komite Tinggi Negosiasi Oposisi (HNC) di kantor pusat PBB di Jenewa, dan juga bertemu dengan wakil pemerintah.
Pembicaraan di antara kedua pihak tidak secara langsung (tatap muka), tapi dengan 'diplomasi mendekatkan,' dengan utusan PBB itu bolak-balik di antara mereka di ruang yang berbeda. Namun keduanya, pemerintah dan oposisi, dilaporkan telah membantah bahwa pembicaraan telah resmi dimulai. (un.org)
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...