Pembicaraan Suriah Berakhir Tanpa Hasil dan Babak Berikut Tak Menentu
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Pihak-pihak yang berperang di Suriah telah saling menyalahkan kegagalan mencapai hasil-hasil konkrit pada pembicaraan perdamaian di Jenewa di tengah-tengah keraguan terhadap partisipasi rezim itu dalam perundingan babak baru yang direncanakan pada Februari.
Tak ada gencatan senjata disepakati ketika pembicaraan itu berakhir pada Jumat (31/1), pembicaraan pemerintah peralihan tak pernah disinggung, dan persetujuan untuk mengizinkan bantuan ke kawasan-kawasan yang dikuasai gerilyawan dan terkepung di kota Homs tak jelas.
Awan masih menutup cakrawala Suriah untuk mencapai perdamaian sementara Laboratorium bagi Has Asasi Manusia Suriah menyatakan hampir 1.900 orang meninggal sejak pembicaraan itu mulai sepekan lalu.
Washington juga memperingatkan Presiden Suriah Bashar al-Assad dia akan bisa menghadapi konsekuensi bagi kegagalan menghidupkan persetujuan-persetujuan internasional mengenai pemindahan senjata kimianya.
Di Jenewa, perundingan-perundingan tertutup berakhir dengan para kelompok yang menentang terus menyatakan mereka bukan pihak yaang bersalah atas konflik berdarah di negara itu.
Perunding PBB Lakhdar Brahimi, yang menengahi pertemuan pertama antara dua pihak itu sejak konflik pecah pada Maret 2011, mengatakan dia bertujuan menjadi tuan rumah babak kedua pembicaraan yang mulai pada 10 Februari.
Tapi Menteri Luar Negeri Suriah Walid Muallem mengatakan tak ada hasi-hasil konkrit dari pembicaraan di Jenewa, dan bahwa Bashar dan pemerintahannya akan mempertimbangkan apakah akan mengikuti kembali babak kedua.
Hal itu mengundang kecaman dari Amerika Serikat, pendukung kunci oposisi. "Rezim itu terus memainkan permainan-permainan," kata juru bicara Departemen Luar Negeri AS Edgar Vasquez.
Ketua oposisi Ahamd Jarba membenarkan timnya akan kembali, walau duduk dengan rezim untuk pertama kali sejak diumulainya perang.
Tapi dia menekankan bahwa kehadiran timnya bersyarat mengenai penerimaan "alat-alat untuk membela rakyat kami di darat."
"Langkah mendukung revolusioner kami cepat seperti yang Anda mungkin dengar dalam beberapa hari," kata dia.
Laporan-laporan media yang belum dikonfirmasi pekan ini menuding bahwa Kongres AS telah secara rahasia menyetujui pengiriman kembali senjata ke faksi-faksi gerilyawan "moderat" di Suriah.
Untuk mencari dukungan Jarba dijadwalkan Selasa mengunjungi Rusia, sekutu utama Bashar mengenai tahap global itu. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...