Pembunuhan Bermotif Sektarian di Pakistan
LAHORE, SATUHARAPAN.COM – Orang-orang bersenjata yang naik sepeda-motor Jumat (6/12) menembak mati seorang pemimpin Sunni, dalam serangan sektarian terakhir yang melanda kota Lahore, Pakistan timur.
Serangan itu berlangsung ketika Shamsur Rehman Muawiya, pemimpin organisasi Ahl-e-Sunnat Wal Jammat (ASWJ) untuk wilayah Punjab, bepergian dengan mobil ke daerah utara, Harbans Pura.
Peristiwa itu terjadi hanya tiga hari setelah orang-orang bersenjata menembak mati seorang pemimpin Syiah, Deedar Ali Jalbani, di kota pelabuhan Karachi.
"Dua orang yang naik sepeda-motor melepaskan tembakan ke mobil Muawiya, yang mengakibatkan ia dan sopirnya cedera kritis," kata polisi senior daerah itu, Rana Abdul Jabbar, kepada AFP.
Ia menyatakan, Muawiya dan sopirnya segera dibawa ke rumah sakit dan pemimpin ASWJ tingkat provinsi itu tewas akibat luka-luka tembakan.
"Kami masih menyelidiki insiden tersebut, namun itu tampaknya merupakan pembunuhan bertarget," tambah Jabbar.
Juru bicara ASWJ Qasim Farooqi mengonfirmasi insiden tersebut dan mengatakan, pemimpin tingkat provinsi itu sedang dalam perjalanan ke tempat pertemuan ketika diserang.
Sopir Muawiya masih dalam kondisi kritis, kata Jabbar.
Pakistan dilanda serangan-serangan bom bunuh diri dan penembakan yang menewaskan lebih dari 5.200 orang sejak pasukan pemerintah menyerbu sebuah masjid yang menjadi tempat persembunyian militan di Islamabad pada Juli 2007.
Kekerasan sektarian meningkat sejak gerilyawan Sunni memperdalam hubungan dengan militan Al Qaeda dan Taliban setelah Pakistan bergabung dalam operasi pimpinan AS untuk menumpas militansi setelah serangan-serangan 11 September 2001 di AS.
Pakistan juga mendapat tekanan internasional yang meningkat agar menumpas kelompok militan di wilayah barat laut dan zona suku di tengah meningkatnya serangan-serangan lintas-batas gerilyawan terhadap pasukan internasional di Afghanistan.
Para pejabat AS mengobarkan perang dengan pesawat tak berawak terhadap para komandan Taliban dan Al Qaeda di kawasan suku barat laut, tempat militan bersembunyi di daerah pegunungan yang berada di luar kendali langsung pemerintah Pakistan.
Pasukan Amerika menyatakan, daerah perbatasan itu digunakan kelompok militan sebagai tempat untuk melakukan pelatihan, penyusunan kembali kekuatan dan peluncuran serangan terhadap pasukan koalisi di Afghanistan.
Islamabad mendesak AS mengakhiri serangan-serangan pesawat tak berawak, sementara Washington menuntut Pakistan mengambil tindakan menentukan untuk menumpas jaringan teror.
Sentimen anti-AS tinggi di Pakistan, dan perang terhadap militansi yang dilakukan AS tidak populer di Pakistan karena persepsi bahwa banyak warga sipil tewas akibat serangan pesawat tak berawak yang ditujukan pada militan di sepanjang perbatasan dengan Afghanistan dan penduduk merasa bahwa itu merupakan pelanggaran atas kedaulatan Pakistan.
Pesawat-pesawat tak berawak AS melancarkan puluhan serangan di kawasan suku Pakistan sejak pasukan komando AS membunuh pemimpin Al Qaeda Osama bin Laden dalam operasi rahasia di kota Abbottabad, Pakistan, pada 2 Mei 2011. (AFP/Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...