Pembunuhan pada Tokoh Perempuan Afganistan Makin Memprihatinkan
KABUL, SATUHARAPAN.COM - Tewasnya sejumlah tokoh perempuan dan polisi di Afganistan mengundang keprihatinan dunia internasional, karena serangan itu ditujukan kepada kaum perempuan yang justru para tokoh dan model-model kemajuan kaum perempuan.
Kepala Badan PBB yang bertugas mempromosikan hak-hak perempuan (UN Women) mengecam keras intimidasi dan pembunuhan yang targetnya adalah perempuan Afganistan yang duduk dalam jabatan. Badan ini menyerukan agar pelakunya dibawa ke pengadilan.
Afganistan telah menjadi kawasan dengan catatan banyaknya kekerasan pada perempuan. Belakangan terjadi kekerasan dan pembunuhan terhadap perempuan yang menduduki jabatan, anggota parlemen, komandan polisi, tokoh masyarakat.
Korban terbaru adalah seorang perempuan anggota polisi di Provinsi di wilayah selatan, Helmand. Inspektur Negar (38 tahun) meninggal hari Senin (16/9) akibat tembakan dari kelompok bersenjata. Dia baru menduduki jabatan itu sekitar dua bulan menggantikan seniornya, Islam Bibi yang meninggal ditembak kelompok bersenjata pada Juli lalu.
"Kekerasan terhadap perempuan di Afghanistan telah merasuk dan terus meningkat," kata Phumzile Mlambo Ngcuka, Direktur Eksekutif Badan PBB untuk Kesetaraan Jender dan Pemberdayaan Perempuan (UN Women) dalam pernyataan tentang situasi di Afganistan.
"Kasus pembunuhan terbaru justru ditargetkan pada kebutuhan mendesak untuk menjamin hak atas keamanan bagi perempuan dan anak perempuan,” kata dia. Pemerintah Afghanistan tengah mempersiapkan pengambilalihan penuh otoritas keamanan dari pasukan internasional, dan bergerak menuju pemilihan parlemen tingkat provinsi.
"Pemberdayaan perempuan dan realisasi hak-hak mereka merupakan dasar bagi pembangunan kembali Afghanistan. Perempuan dan laki-laki dapat mengambil tanggung jawab secara setara untuk pembangunan masa depan negara mereka,” kata Mlambo Ngcuka.
Perempuan Pejabat Jadi Target
UN Women mencatat bahwa di Afghanistan telah terjadi kasus intimidasi, penculikan dan pembunuhan dengan target perempuan pejabat pemerintah dan tokoh masyarakat dalam beberapa pekan dan bulan terakhir.
Awal bulan ini, kasus pembunuhan terjadi pada Sushmita Banerjee, seorang penulis dan aktivis dari India menikah dengan seorang pengusaha Afghanistan. Dia dibunuh di luar rumahnya di Provinsi Paktika.
Pada bulan Agustus, Friba Kakar, seorang perempuan anggota parlemen diculik dan dibebaskan beberapa minggu kemudian dalam pertukaran dengan tahanan militan.
Selain itu, berturut-turut dua kepala Departemen Urusan Perempuan di Provinsi Laghman tewas tahun lalu. Pada tahun 2008, orang-orang bersenjata membunuh Letnan Kolonel Malalai Kakar, polisi yang paling berprestasi dan menjabat Kepala Departemen Kepolisian Kandahar untuk Kejahatan terhadap Perempuan.
Hak-hak perempuan Afghanistan untuk keselamatan dan keamanan harus dijamin, termasuk korban kekerasan dan mereka yang mendukung, serta pelaku harus dibawa ke pengadilan, kata Mlambo Ngcuka menegaskan.
UN Women meminta Pemerintah Afghanistan dengan cepat melacak pelaku, menyelidiki kasus ini dan menuntut pelaku dalam kasus pembunuhan. (un.org)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...