Pemerintah Ajukan RUU APBN 2014 Beserta Nota Keuangannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Dalam pidato pembukaan pembahasan RUU APBN 2014, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan ini adalah APBN terakhir sebelum pemerintahan berganti. Ia mengatakan bahwa rancangan anggaran disusun sedemikian rupa sehingga tidak ingin “membebani” pemerintah selanjutnya.
Presiden mengatakan tentang pertumbuhan nasional rata-rata 2004-2009 5,9%. Ini adalah pertumbuhan ekonomi tertinggi setelah krisis 1998. Pada 2012, Presiden mengungkapkan bahwa PDB US$ 1,1 triliun (atau Rp 11 ribu triliun). Ini artinya pendapat perkapita mencapai US$ 3.592 (Rp 35,92 juta) ini naik dari tahun 2009 sebesar US$ 2.299 (Rp 22,99 juta). Harapannya, pada 2014, pendapatan perkapita Indonesia mencapai US$ 5.000 (Rp 50 juta).
Pertumbuhan Indonesia jauh di atas pertumbuhan ekonomi global sebesar 3,1%. Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini tertinggi kedua di dunia. Ekonomi akan tetap tumbuh jika rakyat bisa membeli barang. Jika ada krisis menurunkan daya beli masyarakat, pemerintah wajib mencari cara untuk memulihkan daya beli masyarakat. Maka kata presiden, seperti yang tadi pagi disampaikan, akan menggunakan Keep Buying Strategy, strategi meningkat daya beli masyarakat.
Strategi Pemerintah
Pertumbuhan ekonomi tidak bisa hanya tergantung pada anggaran pemerintah. Maka, pemerintah mendorong proyek2 investasi dan mempercepat pembangunan infrastruktur.
Pemerintah akan mendorong industri dalam negeri agar tidak tergantung impor. Maka, hasilnya kita punya barang-barang setengah jadi.
Dengan memperhatikan kondisi eksternal dan domestik, RAPBN disusun dengan hati-hati. Asumsinya adalah defisit anggaran Rp 154 triliun (1,49% terhadap PDB), rasio utang 22%-23% terhadap PDB, defisit keseimbangan primer Rp 30 triliun. Pertumbuhan ekonomi sebesar 6,4%-6,9%, inflasi 3,5%-5,5%, Rupiah Rp 9.600-Rp 9.800 per dolar AS, Suku Bunga (Surat Perbendaharaan Negara) SPN 3 bulan 4,5%-5,5%, harga ICP US$ 100-US$ 115 per barel, lifting minyak 860 ribu barel – 900 ribu barel per hari, lifting gas 1,24 juta barel-1,25 juta barel per hari setara minyak.
Untuk itu pemerintah akan merencanakan pembangunan pro-pertumbuhan, pro-lapangan pekerjaan, pro-orang miskin, dan pro-lingkungan. Berdasarkan itu, Tema Rancangan Anggaran Tahunan 2014 adalah Memantapkan Perekonomian Nasional untuk Kesejahteraan Rakyat. Dalam hal ini pemerintah akan mendorong pusat-pusat pertumbuhan ekonomi di tanah air.
Pendapatan dan Belanja Negara
Dalam kebijakan Pendapat Negara, pemerintah akan mendorong, yaitu dengan menyempurnakan peraturan perpajakan, memperbaiki administrasi pajak dan memperluas wilayah penerimaan pajak.
Pemerintah juga melakukan pengelolaan sumber non pajak, yaitu dengan optimalisasi Pendapatan Negara Non-Pajak (PNBP) dari sumber daya alam dengan tetap memperhatikan produksi dan lingkungan hidup. Juga, optimalisasi PNBP kementerian negara dan lembaga. Target penerimaan dari pajak adalah Rp 1.307 triliun. Dari non-pajak target pemerintah adalah Rp 352 triliun. Atau, 1.622 triliun. Pendapat ini naik 10,5% dari APBNP 2013.
Belanja pemerintah pada RAPBN adalah Rp 1.816,7 triliun naik dari APBNP 2013 sebesar. 1.706,2 triliun. Untuk mengefektifkan belanja negara, presiden mengatakan bahwa ia akan mempertajam alokasi belanja untuk infrastruktur, penciptaan lapangan kerja, dan pengurangan kemiskinan.
Selain itu juga pemerintah akan melakukan penghematan: perjalanan dinas, workshop dan kegiatan birokrasi yang kurang efektif. Pemerintah juga akan mengurangi subsidi. Subsidi akan diprioritaskan pada subsidi yang produktif, bukan konsumsi. Pemerintah akan mengefektifkan birokrasi untuk mengurangi beban. Juga, menerapkan reward and punishment.
Jakbar Tanam Ribuan Tanaman Hias di Srengseng
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Suku Dinas Pertamanan dan Hutan Kota Jakarta Barat menanam sebanyak 4.700...