Pemerintah dan Pengusaha Sepakat Jaga Harga Bahan Pokok Stabil
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah dan asosiasi melakukan pertemuan di Jakarta guna membahas upaya stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok sebagai antisipasi dari rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), serta kenaikan harga menjelang bulan puasa dan lebaran pada hari Jum’at (21/6). Menteri Perdagangan, Gita Wirjawan, memimpin rapat tersebut bersama Menteri Perindustrian, M.S. Hidayat, meminta para pengusaha terus mendistribusikan pasokan bahan kebutuhan pokoknya ke pasar agar tidak terjadi kekurangan pasokan yang dapat mengakibatkan lonjakan harga.
Dari hasil rapat tersebut diketahui bahwa pasokan gula, beras dan ayam cukup hingga lebaran, dan harga pun cenderung stabil. Sebagai contoh adalah harga ayam yang masih sekitar 20 ribu – 24 ribu Rupiah. Menurut perwakilan dari Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), yang perlu diantisipasi hanya ketersediaan pasokan gula di wilayah-wilayah terpencil.
Untuk daging sapi, harga saat ini berkisar 80 ribu – 90 ribu Rupiah, dan mungkin masih rentan untuk naik di minggu berikutnya. Namun demikian, pemerintah telah mengijinkan untuk dilakukan penambahan impor sebanyak 15 ribu ekor sapi di akhir Juni dan 30 ribu ekor sapi di akhir Juli. “Dengan adanya penambahan tersebut diharapkan para pengusaha dapat memotong stok sapinya dan segera menjual ke pasar dengan harga sekitar 75 ribu Rupiah,” kata Gita Wirjawan.
Menteri Perdagangan dan Menteri Perindustrian juga menghimbau para pengusaha yang hadir untuk tidak memanfaatkan momentum kenaikan harga BBM untuk menaikkan harga secara drastis karena hal tersebut dapat memberatkan konsumen. Himbauan tersebut langsung mendapat tanggapan positif dari para asosiasi seperti Kantor Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) yang berjanji akan meminta komitmen para anggotanya untuk bersama-sama menjaga kestabilan harga pada saat harga BBM dinaikan.
“Selain itu, kami juga menghimbau agar para pengusaha menyelenggarakan pasar murah sebanyak dan sesering mungkin pada saat bulan puasa dan menjelang lebaran untuk dapat meringankan beban masyarakat,” imbuh Menteri Perdagangan.
Menteri Perindustrian juga menambahkan bahwa pemerintah berencana untuk membuat crisis center dalam rangka menjaga kestabilan harga bahan kebutuhan pokok. Crisis center ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan terkait kenaikan harga bahan kebutuhan pokok, sehingga tidak dapat dipolitisasi oleh pihak tertentu. Crisis center ini akan dikelola bersama-sama oleh pemerintah dan pengusaha dimana dari sisi pemerintah yang akan berperan adalah Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian. “Disamping itu, kami juga akan memperbaiki regulasi terkait stabilisasi harga bahan kebutuhan pokok,” jelasnya.
Rapat kali ini menghadirkan para pemangku kepentingan yang terdiri dari para asosisasi dan pengusaha, seperti KADIN, APINDO, Gabungan Perusahaan Pembibitan Unggas (GPPU), Asosiasi Produsen Tepung Terigu Indonesia (APTINDO), Asosiasi Pengusaha Importir Daging Sapi (ASPIDI), Gabungan Pengusaha Makanan dan Minuman Seluruh Indonesia (GAPMMI), Pengusaha Industri Pengolahan Daging (NAMPA), Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT), Wings, Asosiasi Kedelai Indonesia (AKINDO), Asosiasi Gula Rafinasi Indonesia (AGRI), Asosiasi Industri Minyak Makan Indonesia (AIMMI), dan perwakilan pedagang Cipinang.
Editor : Sabar Subekti
Serangan Israel di Beirut Menewaskan Juru Bicara Hizbullah, ...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Serangan langka Israel di Beirut tengah menewaskan juru bicara utama kelompo...