Pemerintah Malaysia Membantah Tuduhan Kecurangan Pemilih Siluman
KUALA LUMPUR, SATUHARAPAN.COM - Ketua Barisan Nasional Najib Razak membantah tuduhan bahwa pemerintahan koalisi yang dipimpinnya memanipulasi pemilih dengan membuat "pemilih siluman" dalam pemilihan umum Malaysia pada hari Minggu ini (05/05).
"Tuduhan tidak baik pada BN (Barisan Nasional) yang membawa orang asing untuk memilih sama sekali tidak benar. Kami berkomitmen untuk pemilu yang adil," tulis perdana menteri caretaker di akun Twiiternya.
Foto dan video mulai beredar online setelah pemungutan suara dimulai pada hari Minggu, menunjukkan apa yang disebut pemilih "asing" datang di tempat pemungutan suara untuk memberikan suara pada BN. Selain itu ada email yang mungkin dibocorkan pegawai maskapai swasta yang menyatakan adanya penyewaan pesawat untuk pengerahan pemilih dari wilayah lain yang dibiayai kantor perdana menteri.
Berbicara pada konferensi pers, Ketua Komisi Pemilihan Umum Abdul Aziz Yusof menekankan bahwa orang-orang di daftar pemilih adalah semua warga negara Malaysia dan karenanya berhak memilih.
Abdul Aziz berpendapat bahwa orang-orang tidak bisa menilai kewarganegaraan seorang pemilih atas dasar penampilannya.
Najib Razak juga menolak tuduhan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim yang menuduh BN telah memobilisasi "pemilih siluman" asal Malaysia Timur (Kalimantan) untuk memilih di wilayah Semenanjung Malaysia.
Tuduhan kecurangan lain seperti pelarangan memilih juga diterima pemerintah, pemilih ditolak petugas pemungutan suara dengan alasan nama yang bersangkutan sudah melaksanakan hak pilihnya. "Petugas mengumumkan nama dan nomor pemilih saya. Tapi saat aku hendak ke bilik suara, tiga pengawas pemilu dari BN dan partai lain semua protes, bersikeras bahwa nama saya telah dicoret dalam daftar mereka." kata Premesh Chandran, CEO situs malaysiakini.com
Tidak hanya Premesh yang mengalami hal ini, setidaknya ada enam kasus serupa terjadi di Johor dan beberapa di Selangor yang diberitahu bahwa seseorang telah menggunakan identitas mereka untuk memilih sebelumnya.
Jajak pendapat hari Minggu secara umum dinilai sebagai pemilu paling demokratis yang pernah diadakan di Malaysia, jajak pendapat terbaru menunjukkan koalisi pimpinan BN dan oposisi bersaing ketat.
Sebanyak 80 persen dari 12,992,661 pemilih yang terdaftar mengikuti pemilu Malaysia yang ke-13 telah melaksanakan hak pilihnya yang ditutup pukul 17.00 waktu setempat. Warga Malaysia akan memlih Barisan Nasional yang telah berkuasa sejak kemerdekaan tahun 1957 atau membuat rezim baru dengan memilih oposisi Aliansi Rakyat.
(bbc.co.uk)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...