Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah berjanji untuk memerangi pembakaran hutan atau lahan secara ilegal setelah para petugas Kementerian Lingkungan Hidup ditahan dan diancam dibunuh oleh massa yang diduga mencoba menghentikan mereka ketika menyelidiki kebakaran yang menyebabkan asap.
Dalam insiden tersebut tujuh penyidik disekap oleh geng beranggotakan 100 orang, diduga disewa oleh sebuah perusahaan kelapa sawit. Kejadian itu menunjukkan kesulitan yang dihadapi dalam menanggulangi kebakaran yang membuat kawasan Asia Tenggara diselimuti kabut asap setiap tahunnya.
Kebakaran dan asap terjadi setiap tahun di pulau Sumatera dan Kalimantan saat musim kemarau. Lahan tersebut dibersihkan secara murah untuk penanaman kelapa sawit dan kayu pulp.
Insiden terburuk terjadi pada 2015 saat sebagian besar wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura diselimuti kabut selama beberapa pekan. Untungnya, kabut tersebut tahun ini tidak terlalu parah.
Tim beranggotakan tujuh penyidik tersebut disekap oleh massa di Provinsi Riau, pada Jumat setelah mengambil foto lahan yang diduga dibersihkan dengan pembakaran oleh sebuah perusahaan bernama Andika Permata Sawit Lestari (APSL).
Massa -- diduga disewa oleh APSL -- mengancam memukuli, membunuh dan membuang tubuh mereka di sungai terdekat. Mereka akhirnya dibebaskan tanpa cedera setelah 12 jam ketika polisi turun tangan.
Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengutuk insiden tersebut, menyoroti tentang bagaimana perusahaan membentuk aliansi gelap dengan masyarakat setempat untuk membakar lahan dan melindungi perkebunan mereka.
Setelah bertemu Kapolri, hari Rabu (7/9), Siti Nurbaya mengatakan, "Saya mendapat dukungan Kapolri untuk memerangi kebakaran hutan dan lahan."
Kapolri Tito Karnavian mengatakan tim gabungan dari kepolisian dan kementerian akan melakukan investigasi di Riau. (AFP)
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...