Loading...
FOTO
Penulis: Reporter Satuharapan 09:45 WIB | Kamis, 08 September 2016

Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan

Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan
Personel gabungan dari Satgas Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan Riau membakar gubuk perambah saat operasi penegakan hukum di Cagar Biosfer Giam Siak Kecil-Bukit Batu di Provinsi Riau, Selasa (6/9). Satgas dalam operasi penegakan hukum di cagar biosfer berhasil mengantongi identitas para perambah, menyita barang bukti seperti gergaji mesin dan membakar gubuk-gubuk ilegal di kawasan konservasi itu. (Foto-foto: Antara)
Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan
Sejumlah prajurit TNI AD melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan gambut yang terbakar di Desa Rimbo Panjang, Kampar, Riau, Selasa (30/8). Untuk mencegah meluasnya kebakaran lahan, satgas kebakaran hutan dan lahan Provinsi Riau terus melakukan pemadaman dari darat maupun udara.
Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan
Foto udara kebakaran lahan yang diambil dari Heli Bell 412 milik Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan di Kabupaten Kubu Raya, Kalbar, Kamis (25/8). Berdasarkan pantauan satelit Terra/Aqua (LAPAN) terjadi peningkatan titik api dari 275 (11-17 Agustus) menjadi 490 titik api (18-24 Agustus) yang disebabkan oleh kebakaran lahan di wilayah Kalbar.
Pemerintah Nyatakan Perang Terhadap Pembakaran Lahan
Petugas TNI AD berusaha memadamkan api yang membakar lahan gambut di Kabupaten Kampar, Riau, Selasa (23/8). Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Provinsi Riau dibantu petugas Kepolisian terus melakukan upaya pemadaman kebakaran lahan, sekaligus mengimbau kepada masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah berjanji untuk memerangi pembakaran hutan atau lahan secara ilegal setelah para petugas Kementerian Lingkungan Hidup ditahan dan diancam dibunuh oleh massa yang diduga mencoba menghentikan mereka ketika menyelidiki kebakaran yang menyebabkan asap.

Dalam insiden tersebut tujuh penyidik disekap oleh geng beranggotakan 100 orang, diduga disewa oleh sebuah perusahaan kelapa sawit. Kejadian itu menunjukkan kesulitan yang dihadapi dalam menanggulangi kebakaran yang membuat kawasan Asia Tenggara diselimuti kabut asap setiap tahunnya.

Kebakaran dan asap terjadi setiap tahun di pulau Sumatera dan Kalimantan saat musim kemarau. Lahan tersebut dibersihkan secara murah untuk penanaman kelapa sawit dan kayu pulp.

Insiden terburuk terjadi pada 2015 saat sebagian besar wilayah Indonesia, Malaysia dan Singapura diselimuti kabut selama beberapa pekan. Untungnya, kabut tersebut tahun ini tidak terlalu parah.

Tim beranggotakan tujuh penyidik tersebut disekap oleh massa di Provinsi Riau, pada Jumat setelah mengambil foto lahan yang diduga dibersihkan dengan pembakaran oleh sebuah perusahaan bernama Andika Permata Sawit Lestari (APSL).

Massa -- diduga disewa oleh APSL -- mengancam memukuli, membunuh dan membuang tubuh mereka di sungai terdekat. Mereka akhirnya dibebaskan tanpa cedera setelah 12 jam ketika polisi turun tangan.

Menteri Lingkungan Hidup Siti Nurbaya Bakar mengutuk insiden tersebut, menyoroti tentang bagaimana perusahaan membentuk aliansi gelap dengan masyarakat setempat untuk membakar lahan dan melindungi perkebunan mereka.

Setelah bertemu Kapolri, hari Rabu (7/9), Siti Nurbaya mengatakan, "Saya mendapat dukungan Kapolri untuk memerangi kebakaran hutan dan lahan."

Kapolri Tito Karnavian mengatakan tim gabungan dari kepolisian dan kementerian akan melakukan investigasi di Riau. (AFP)

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home