Pemilu Singapura: Popularitas Partai Pro Pemerintah Menurun
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM – Rakyat Singapura akan melakukan pemungutan suara untuk memilih anggota parlemen dalam pemilihan umum yang akan berlangsung pada Jumat (11/9). Namun rupanya muncul ketidakpuasan dari warga Singapura sehingga membuat popularitas partai yang didirikan oleh mantan perdana menteri Singapura pertama Lee Kuan Yew yaitu Partai Aksi Rakyat (PAP) turun.
Diperkirakan, PAP akan bersaing ketat dengan partai oposisi setelah mereka mendominasi parlemen selama lebih dari 50 tahun ini. Saat ini, PAP menguasai 80 dari 87 kursi parlemen.
Penurunan popularitas tersebut tumbuh akibat pembatasan politik, masuknya pengaruh asing dan biaya hidup yang tinggi.
Profesor hukum di Singapore Management University, Eugene Tan, mengatakan untuk generasi muda, keberhasilan ekonomi di Singapura tidak memiliki pengaruh secara signifikan bila dibandingkan zaman orang tua atau kakek nenek mereka.
"Mereka kurang terpikat dengan sistem di mana satu partai dominan dan cenderung lebih menyukai keberagaman politik dan kontestasi. Hasil (pemilu) akan memberikan sinyal apakah kita secara bertahap akan meninggalkan sistem yang dominan satu partai," katanya.
Secara umum, sistem dominasi satu partai yang dipimpin Lee dikenal berhasil mengantar negara tersebut kepada kesuksesan ekonomi dan dipuji pada perayaan ulang tahun ke-50 Singapura pada Agustus lalu untuk prestasinya.
Perdana Menteri Lee Hsien Loong yang juga merupakan anak Lee Kuan Yew membanggakan apa yang sudah diraih oleh 50 tahun belakangan ini dan mengajak rakyat Singapura untuk melangkah bersama tentang pembangunan 50 tahun mendatang.
"Jika Anda bangga dengan apa yang telah kita capai bersama-sama, jika Anda mendukung apa yang ingin kita lakukan ke depan, masa depan yang akan kita bangun, maka silakan mendukung saya, dukung tim saya," kata dia.
Pada hari pemilihan, 16 daerah di Singapura akan diperebutkan dalam kelompok, sementara 13 daerah lainnya akan diperebutkan secara individual, sebesar total 89 kursi. Sebelumnya, Selasa (25/8), Presiden telah membubarkan Parlemen. Tanggal 1 September ditetapkan sebagai hari nominasi (bagi anggota parlemen).
Ada sekitar 2,46 juta pemilih yang memenuhi syarat, naik dari 2,35 juta dari tahun 2011, dengan peningkatan jumlah pemilih lahir pasca kemerdekaan.
Partai oposisi Buruh saat ini memegang tujuh kursi lainnya. Popularitas partai tersebut naik, khususnya di kalangan generasi muda, setelah berkampanye memberikan suara yang kredibel untuk menjaga agar PAP tetap diperhitungkan.
Dalam pemilihan 2011, partai tersebut berhasil menarik lima anggota dari daerah Aljunied di Singapura Timur, menggeser tim PAP yang dipimpin oleh seorang mantan menteri luar negeri.
Partai Oposisi Manfaatkan Peluang Ketidakpuasan Rakyat
Dalam kampanyenya, Pemimpin Partai Buruh Low Thai Khiang dalam pemilu kali ini berharap akan merebut lebih banyak kursi dengan memanfaatkan peluang dari ketidakpuasan publik terhadap pemerintah yang sekarang.
Dalam kampanyenya, Low berpendapat bahwa pemerintah saat ini belum bisa mengatasi kesenjangan sosial dan meminta dukungan lebih besar bagi oposisi di parlemen.
“Partai Buruh yakin akan pentingnya perwakilan yang berimbang dalam era berikutnya di Singapura. Kami ingin memberdayakan rakyat Singapura agar berperan dalam mencapai kebahagiaan, kemakmuran dan kemajuan bagi negara ini,” kata Low Thai Khiang.
Ada 10 partai yang bersaing dalam pemilu hari Jumat ini dan untuk pertama kalinya dalam sejarah Singapura, ke-89 kursi parlemen diperebutkan. (voaindonesia)
Editor : Eben E. Siadari
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...