Pemimpin Gereja Pakistan Sudah Ingatkan akan Ada Serangan
LAHORE, SATUHARAPAN.COM - Beberapa hari sebelum serangan bom mematikan di Lahore, Pakistan, pemimpin gereja di negara itu telah mengingatkan tentang kemungkinan adanya serangan teroris ekstremis pada hari-hari di sekitar Paskah.
Laporan terakhir, menurut nbc.com, setidaknya 72 korban tewas dan 320 luka-luka akibat bom bunuh diri di sebuah taman di Lahore, yang ditujukan menyasar umat Kristen yang merayakan Paskah di sana. Sebuah kelompok sempalan Taliban mengaku bertanggung jawab atas ledakan yang dilakukan pada hari Minggu (27/3) malam.
Release International dalam situsnya mengatakan, seorang pemimpin gereja di Pakistan telah berkata kepada mereka, dan disiarkan pada 22 Maret, bahwa "Situasi masih tegang dan kami prihatin untuk ibadah Paskah kami. Sekali lagi situasi sangat mengkhawatirkan bagi semua kepemimpinan Kristen di Pakistan dan para pemimpin Muslim yang berbicara membela orang Kristen. Mereka siaga tinggi."
Pemimpin gereja itu menambahkan: "Kemarahan ekstremis mendidih terhadap komunitas Kristen di seluruh negeri. Mohon doakan masalah yang sangat serius ini."
Hal senada diberitakan oleh christiantimes.com. Menurut media ini, pemerintah dan kalangan Kristen di berbagai belahan dunia diminta waspada terutama mendekati Paskah, saat serangan teror lebih lanjut diperkirakan muncul.
Di Pakistan secara khusus, ketegangan telah berkembang sejak pelaksanaan hukuman mati terhadap Mumtaz Qadri pada 29 Februari atas pembunuhan gubernur Salman Taseer pada tahun 2011.
Taseer adalah gubernur yang berkampanye untuk pengampunan bagi seorang wanita Kristen, yang dituduh melakukan penghinaan agama dan terancam hukuman mati.
Qadri menembak Taseer dan oleh berbagai media dilaporkan mendapat citra sebagai pahlawan, bahkan disebut oleh menteri urusan agama sebagai martir. Ribuan pendukungnya dilaporkan memprotes hukuman gantung, dan pemakamannya dihadiri oleh sekitar 100.000 pendukung.
Pada hari-hari menjelang Paskah sejumlah ledakan bom terjadi. Di Belgia, serangan teror terjadi ppada hari Selasa (22/3), di mana dua bom meledak di bandara Brussels dan satu di stasiun metro.
Sementara itu, penerjemah Alkitab tewas di Timur Tengah, dan di Bangladesh, kelompok ekstremis ISIS mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan seorang mualaf Kristen berusia 68 tahun.
Kenya, menurut Citizen Digital, telah meningkatkan keamanan, untuk menghindari serangan teror di bandara, tempat hiburan dan tempat-tempat lainnya.
Editor : Eben E. Siadari
Perayaan Natal di Palestina Masih Dibatasi Tahun Ini
GAZA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal di Palestina tahun ini hanya sebatas ritual keagamaan, mengin...