Pemimpin Kudeta Sepakat Presiden Burkina Faso Kembali Memerintah
OUAGADOUGOU, SATUHARAPAN.COM - Presiden sementara Burkina Faso Michel Kafando, yang digulingkan pekan lalu dalam suatu kudeta yang dilakukan para pengawal presiden, dijadwalkan dikembalikan ke kursi kekuasaan pada hari Rabu (23/9), kata Jenderal Gilbert Diendere, pemimpin kudeta, kepada kantor berita AFP Selasa.
Kembalinya "Kafando sudah disepakati. Para kepala negara (Afrika) tiba besok untuk menempatkannya kembali dalam kekuasaan", ujar Diendere.
"Secara teoritis, sayalah yang akan menyambut baik mereka (di bandar udara) besok dan Kafando akan pergi bersama mereka setelah itu."
Sebelumnya pemimpin kudeta itu mengatakan ia akan mematuhi persetujuan yang dicapai dengan para mediator Afrika, tetapi memperingatkan para pengikutnya akan membela diri jika diserang setelah tentara memasuki Ouagadougou, ibu kota Burkina Faso.
Jenderal Diendere, yang unit angkatan darat elitnya membebaskan presiden sementara dan perdana menteri itu pada Selasa, menyeru tentara, yang masuk ke kota untuk mendesak para pelaku kudeta menyerah, supaya meninggalkan kota itu.
"Kami tidak ingin bertempur tetapi jika diserang kami akan membela diri," Diendere memperingatkan, hampir sepekan setelah para pengikutnya menahan para pemimpin sementara yang memerintah negeri itu sejak pergolakan rakyat mendepak presiden bertangan besi Blaise Compaore Oktober lalu.
Resimen Keamanan Kepresidenan (RSP) yang kuat, sebuah unit yang beranggotakan 1.300 personel yang setia kepada Compaore, secara resmi memberlakukan kudeta pada Kamis dan mengukuhkan Diendere, mantan kepala staf Compaore, sebagai pemimpin baru negeri itu.
Kudeta tersebut membuat negara miskin di Afrika Barat itu masuk ke dalam kekerasan beberapa pekan menjelang pemilihan umum yang direncanakan berlangsung 11 Oktober. Sedikitnya 10 orang meninggal dan lebih 100 orang luka-luka dalam huru-hara.
Pada Senin malam, kerumunan orang yang bersuka cita menyambut satuan-satuan angkatan darat reguler sementara mereka bergerak ke ibu kota guna menekan Diendere agar menyerah.
Unjuk kekuatan itu merupakan sikap publik pertama oleh angkatan darat yang berkekuatan 11.000 personel sejak kudeta oleh RSP pekan lalu.
"Kami sekarang harus mengamankan penyerahan (para pemimpin kudeta) tanpa letusan senjata atau banjir darah," kata Kolonel Serge Ouedraogo, wakil kepala kepolisian negeri itu kepada AFP.
Kutukan Global
Diendere telah sepakat menyerahkan kekuasaan atas dasar sebuah perjanjian yang dicapai dengan kelompok Komunitas Ekonomi Negara-negara Afrika Barat (ECOWAS) dan berjanji akan mematuhi apapun yang diputuskan oleh blok itu dalam konferensi tingkat tinggi mendadak di Abuja, ibu koita Nigeria, akhir Selasa.
Para mediator ECOWAS, yang dipimpin Presiden Senegal Macky Sall dan pemimpin Benin Thomas Boni Yayi, telah mengajukan kembalinya presiden sementara Michel Kafando, bersama dengan amnesti bagi para pelaku kudeta.
Kafando dan Perdana Menteri sementara Michel Zida telah dibebaskan -- Kafando menuju kedutan besar Prancis, dan Zida ke kediamannya.
Pemimpin kudeta tersebut mengatakan "pembahasan sedang berlangsung dengan tentara reguler yang telah turun ke ibu kota itu, tetapi mempringatkan bahwa pasukannya akan membela diri jika diserang.
Dia mengatakan seorang serdadu RSP telah tewas dalam suatu penembakan di tempat pemeriksaan, dan seorang lainnya luka-luka tetapi menekankan insiden itu bukan konfrontasi antara pasukan yang melakukan kudeta dan tenetara reguler.(Ant/AFP)
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...