Pemimpin Senior NIIS Terbunuh dalam Operasi Militer
Ceylan Ozalp, pejuang Kurdi Suriah memilih bunuh diri daripada ditawan NIIS; PBB menyebut NIIS lakukan pembunuhan massal, dan menggunakan perempuan sebagai budak seks.
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Otoritas kepolisian di Al-Anbar, Irak, pada hari Minggu (5/10) mengumumkan bahwa sembilan pemimpin senior Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) di wilayah itu terbunuh dalam operasi kecil di kota Al-Ramadi.
Laporan itu mencatat tentang informasi yang pasti terkait dengan meninggalnya pemimpin senior NIIS, Shaker Waheeb, seperti dikutip tisust iraqinews.com, Senin (6/10).
Shaker Waheeb adalah asisten pemimpin NIIS, Abauy Bakr Al-Baghdadi. Dia selamat dari serangan udara pada 19 Agustus yang dilancarkan oleh militer Amerika Serikat yang menargetkan pimimpin NIIS di wilayah Nineweh, Irak.
Pejuang Perempuan Kurdi
Sementara itu, sejumlah media memberitakan tentang pejuang perempuan dari Kurdi Suriah, yang pernah muncul dalam laporan oleh BBC pada bulan September lalu. Dia diberitakan menembak diri sendiri dengan peluru terakhir dalam sebuah pertempuran dengan militan NIIS pekan lalu.
Perempuan bernama Ceylan Ozalp (19 tahun) itu dilaporkan dikepung jihadis NIIS di dekat kota Kurdi Suriah, Kobane, yang juga dikenal sebagai Ain al-Arab. Dia kehabisan amunisi, dan Ozalp mengatakan "selamat tinggal" melalui radio dan menghabiskan peluru terakhirnya untuk bunuh diri, seprti dilaporkan Al Arabiya.
Laporan tentang aksi Ozalp telah banyak diunggah ke media sosial, termasuk pemancuang terhadap tujuh pria dan tiga perempuan oleh jihadis NIIS.
Ozalp yang juga dikenal dengan sebutan Diren (berarti "melawan" dalam bahasa Turki), disebutkan tidak pernah meninggalkan kota di Suriah bagian utara, Jezaa, yang masih di bawah kontrol Kurdi, seperti dilaporkant International Business Times.
Lebih Dibanding Laki-laki
Dalam wawancara dengan BBC bulan lalu, Ozalp mengatakan: "Kami tidak takut apa-apa ... Kami akan berjuang sampai akhir. Kami lebih suka meledakkan diri kami daripada ditangkap oleh Negara Islam (NIIS). "
"Ketika mereka melihat seorang perempuan dengan pistol, mereka begitu takut, dan mereka mulai gemetar. Mereka menggambarkan diri mereka sebagai pria tangguh kepada dunia. Tapi ketika mereka melihat kami dengan senjata kami mereka lari. Mereka melihat seorang perempuan hanya sebagai hal kecil. Tapi salah satu perempuan kami sebanding dengan seratus laki-laki mereka," kata Ozalp kepada BBC.
Sebagaimana Ozalp, banyak perempuan Kurdi Suriah bergabung dengan Syrian Kurdish People’s Protection Units (YPG / Unit Perlindungan Rakyat Suriah Kurdi), sebuah cabang dari kelompok gerilyawan dari Partai Pekerja Pekerja (PKK).
Beberapa laporan menuduh NIIS menggunakan sandera perempuan sebagai budak seks, yang sering dikutip dari cerita perempuan Yazidi atau minoritas lain yang pernah menikah dengan jihadis NIIS.
PBB: Pembunuhan Massal
Pekan lalu, Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) melaporkan bahwa NIIS melakukan pembunuhan massal, menculik terhadap perempuan dan anak perempuan dan menggunakan mereka sebagai budak seks . Anak-anak juga dipekerjakan sebagai kombatan (pasukan perang). Kelompok ini disebut melakukan pelanggaran secara sistematis dan melakukan kejahatan perang.
Laporan itu didasarkan pada wawancara dengan hampir 500 sumber. Namun PBB juga menyalahkan serangan udara yang dilakukan pemerintah Irak yang juga mengakibatkan kematian secara signifikan. Mereka menargetkan desa, sekolah dan rumah sakit, dan merupakan pelanggaran hukum internasional.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...