Pemimpin Taliban Dibebaskan dari Penjara Pakistan
ISDLAMABAD, SATUHARAPAN.COM – Pemerintah Pakistan membebaskan Mullah Abdul Ghani Baradar, mantan orang kedua pimpinan Taliban Afghanistan, dari penjara sebagai upaya yang bertujuan untuk membangun perdamaian di Afghanistan.
"Ya, Baradar telah dibebaskan," kata Omar Hamid, juru bicara Kementerian Dalam Negeri Pakistan kepada kantor berita AFP, Sabtu (21/9). Namun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang pembebasan itu.
Pihak Amerika Serikat dan Afghanistan telah lama menekan otorita Islamabad untuk membebaskan Baradar. Dia sosok yang oleh kedua negara diyakini moderat dan bisa membujuk para pemimpin Taliban untuk datang ke meja perundingan. Hal itu penting sebelum tentara asing di bawah pimpinan AS meninggalkan Afghanistan pada akhir tahun depan.
Sumber di Pakistan mengatakan bahwa Baradar mungkin akan dikirim ke Arab Saudi atau Turki sebagai bagian dari proses pembebasan tersebut. Namun para pejabat pemerintah Pakistan tidak akan mengkonfirmasi hal ini.
Sartaj Aziz, seorang penasihat pemerintah, mengatakan kepada kantor berita Reuters di Islamabad bulan ini bahwa Baradar tidak akan diserahkan ke Afghanistan secara langsung.
Dia mengatakan hal itu penting untuk memastikan bahwa para tahanan Taliban yang dibebaskan akan menjalin kontak dengan kepemimpinan mereka untuk membujuk mereka bersedia menjadi bagian dari pembicaraan damai. Hal ini, kata dia, sebagai ide yang disetujui Presiden Afghanistan, Hamid Karzai.
"Jelas Karzai ingin dia pergi ke Afghanistan, tapi kami merasa bahwa jika mereka ingin memainkan peran positif dalam proses rekonsiliasi maka mereka harus melakukannya sesuai dengan yang dilakukan oleh Dewan Syura, lembaga kepemimpinan mereka.
Kekuasaannya Terkikis
Pihak Afghanistan berusaha berunding dengan Taliban untuk proses perdamaian. Namun seorang pejabat tingkat menengah di Taliban Afganistan mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa pembebasan Baradar tidak akan memiliki efek pada Afghanistan.
"Dia hanya akan menjadi seorang pria sederhana dengan tidak ada posisi dalam jaringan Taliban,” kata pejabat itu.
Baradar pernah menjadi teman dekat pemimpin Taliban yang tertutup, Mullah Mohammad Omar, yang memberinya julukan "Baradar" atau saudara. Dia dipandang sebagai jembatan penting untuk mencoba meyakinkan Mullah Omar untuk datang ke meja perundingan.
"Masalah terbesar adalah bahwa Taliban Afghanistan telah menolak untuk berbicara dengan pemerintah Karzai, dan menyebutnya sebagai rezim boneka yang ditempatkan oleh AS. Mereka justru mengatakan ingin berbicara dengan AS secara langsung. Baradar adalah orang yang dapat bertindak sebagai saluran.,” kata dia.
Bahkan sebelum penahanannya, Baradar dikenal sebagai operator pragmatis dan berkepala dingin yang pernah mengulurkan tangan ke Kabul untuk mencari penyelesaian damai, kata pejabat Afghanistan. Namun diduga dia telah kehilangan kekuasaan selama di tahanan.
Setelah invasi ke Afghanistan oleh pasukan pimpinan AS pada 2001, Baradar muncul sebagai komandan utama yang bertanggung jawab untuk memimpin kampanye melawan mereka, merencanakan serangan dan melakukan serangan bom.
Kemudian, ia diam-diam mencoba untuk menjajagi kemungkinan perdamaian dengan Kabu. Dia mengadakan dua pertemuan dengan Karzai di Kandahar, kata para pejabat Afghanistan. Namun dia akhirnya ditangkap dalam operasi intelijen gabungan CIA dan Pakistan di Karachi. (aljazeera.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...