Pemotretan Udara Dukung Percepatan Pembangunan Nasional
Pemotretan udara sangat mendukung proses pembangunan dan menjadi menjadi salah satu bahan dalam pengambilan keputusan di level strategis.
SATUHARAPAN.COM – Pemotretan udara pertama kali dilakukan oleh pihak militer pada perang dunia pertama. Tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi intelijen dengan menggunakan kamera yang diterbangkan dengan pesawat. Kameranya pun masih konvensional. Hasil pemotretan berupa data analog memerlukan waktu yang relatif lama untuk diproses. Tentu sangat berbeda dengan pemotretan udara saat ini yang sudah sangat modern baik dalam hardware maupun software nya.
TNI Angkatan Udara melalui Dinas Survei dan Pemotretan Udara (Dissurpotrudau) sebagai instansi militer yang mempunyai tugas pokok dan fungsi menyelenggarakan survei, pemetaan dan pemotretan udara juga telah mampu melakukan pekerjaan tersebut secara cepat dengan menggunakan teknologi digital terkini. Untuk kepentingan militer misalnya, operasi militer di Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) beberapa waktu lalu adalah suatu bukti kehandalan penggunaan teknologi kamera digital. Pasukan di darat pun lebih cepat dalam mencapai sasaran. Waktu yang dibutuhkan untuk operasi menjadi lebih efektif.
Pemanfaatan teknologi foto udara digital selain untuk kepentingan militer, dapat juga digunakan untuk berbagai terapan di bidang sipil seperti bidang kehutanan, pertanian, pemantauan lingkungan, arkeologi, pajak bumi dan bangunan serta bidang geospasial lainnya. Foto udara berperan sebagai data dasar dalam pembuatan peta-peta tematik yang memiliki nilai guna strategis. Foto udara ini diperoleh melalui teknik pemotretan udara secara tegak (vertical), yakni posisi pesawat udara yang membawa kamera tegak lurus dengan permukaan bumi. Jenis kamera yang digunakan untuk pemotretan harus memenuhi speksifikasi teknis dan standar ketentuan tujuan pemetaan.
Kamera Metrik Digital
Sejak dunia fotografi memasuki era digital, TNI Angkatan Udara khususnya Dissurpotrudau telah berbenah diri untuk melengkapi peralatan pemotretan udara dengan teknologi terbaru. Kamera udara yang dimiliki adalah kamera metrik format besar yang sangat cocok untuk melakukan pemetaan daerah yang luas serta kamera format sedang yang memiliki akurasi geometrik dan kualitas radiometrik sangat tajam.
Kedua kamera jenis ini dilengkapi dudukan yang stabil (gyro stabilized mounting) dan telah dikalibrasi secara menyeluruh sebelum digunakan serta terintegrasi dengan unit pengukuran inersia (inertial measurement unit). Oleh Dissurpotrudau, kedua jenis kamera ini pernah digunakan untuk berbagai pemotretan udara baik untuk kepentingan militer maupun kepentingan sipil
Kebutuhan Foto Udara
Untuk mendukung konsep pemetaan sumberdaya nasional yang sangat kompleks dan mencakup berbagai sektor atau bidang pekerjaan, sangat diperlukan dukungan ketersediaan foto udara sebagai data geospasial. Dukungan ini dibutuhkan untuk memperpendek waktu. Foto udara yang diolah dengan data hasil survei lapangan akan menghasilkan suatu informasi geospasial dasar yang selanjutnya dapat digunakan untuk membuat produk informasi geospasial tematik dengan melakukan overlay beberapa data dan atau informasi pendukung.
Dissurpotrudau mempunyai potensi untuk mendukung program Nawa Cita yang dijadikan agenda pembangunan nasional. Hal yang bisa dilakukan adalah :
1.Mendukung perencanaan dan pengembangan wilayah serta pengelolaan sumber daya air. Ini sangat penting untuk pencetakan lahan-lahan persawahan untuk mendukung program swasembada pangan yang sedang digalakkan pemerintah.
2.Mendukung penyediaan sumber data untuk penyusunan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) kawasan perkotaan, kawasan strategis provinsi seperti Rencana Umum Tata Ruang (RUTR), serta kawasan strategis nasional. Apalagi berdasarkan data dari BIG tahun 2014 lalu, pemetaan batas wilayah baik batas administrasi maupun negara yang baru selesai 24,5%.
3.Memberikan data pendukung dalam mitigasi dan penanggulangan bencana. Kejadian buruk bisa terjadi setiap saat tanpa bisa diprediksi. Ini bisa mengakibatkan kerugian jiwa maupun material. Untuk mengantisipasi, peta bencana alam dapat dijadikan sebagai informasi yang akurat mengenai lokasi-lokasi yang rentan terhadap bencana. Dissurpotrudau sendiri beberapa kali dilibatkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dalam kegiatan latihan mitigasi dan penanggulangan bencana.
4.Mendukung Badan Informasi Geospasial (BIG) (dahulu Bakosurtanal-Red) sebagai sumber data untuk memperbarui peta rupabumi Indonesia skala besar (1:1000, 1:5000 dan 1:10.000).
5.Mendukung pembuatan peta foto skala 1:1.000 oleh Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.
Foto udara sangat penting dalam mendukung percepatan berbagai program pembangunan. Oleh karena itu hal ini menjadi salah satu bahan dalam pengambilan keputusan di level strategis. Dan Dissurpotrudau memiliki kemampuan sistem, peralatan, dan sumber daya manusia senantiasa siap berpartisipasi aktif untuk kepentingan nasional.
Marsekal Pertama TNI Asep Adang Supriyadi, SE.MM, Kepala Dissurpotrudau
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...