Pemuda Kristen di Indonesia Harus Pancarkan Terang Kristus
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendeta dari Gereja Kristen Protestan Simalungun (GKPS), Martin Lukito Sinaga mengemukakan pemuda dan pemudi Kristen di Indonesia, dalam kehidupan sehari-hari seharusnya menghadirkan terang seperti yang ditunjukan salah satu tokoh dalam perjanjian Lama di Alkitab, Yesaya.
“Pada Yesaya 49:1-7 ada catatan menarik, karena di tengah semua keadaan yang berat, Yesaya meminta semua orang yang dia panggil untuk mendengarkan suaranya, karena apa, karena Yesaya diperintahkan Tuhan untuk mengumpulkan bangsa Israel, untuk apa? Untuk dipulihkan dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa lain,” kata Martin Lukito Sinaga saat memberi khotbah pada Perayaan Natal dan Tahun Baru Bersama Pemuda Kristen se-Indonesia, di Gereja Bethel Indonesia Mawar Saron, Jl. Kelapa Hybrida, Jakarta, hari Senin (30/1).
Dalam kebaktian Natal dan Tahun baru yang bertajuk ‘Pemuda Yang Bangkit dan Bergerak untuk Menghadirkan Kasih Yang Aktual, Inklusif dan Transformatif’ tersebut, Martin mengatakan jika ditarik persamaannya dalam kehidupan manusia sehari-hari, Yesaya yang menginginkan bangsa Israel agar menjadi terang bagi bangsa-bangsa yang lain, sama artinya dengan konteks masa kini.
Martin mengatakan manusia yang telah diberi kehidupan oleh Tuhan, maka seharusnya pemuda Kristen saat mewujudkan visi, dan misi Tuhan di dunia, harus mengingat bahwa mereka akan menjadi terang pada masa kini.
“Kita anak terkasih Allah, dan kita akan mewujudkan kekristenan dan jangan sampai diolok-olok. Tetapi lebih dari itu, kita diminta juga agar menjadi anak-anak terang,” kata dia.
Dia menambahkan ketika menjadi “terang” maka kita tidak sekadar bersinar bagi sesama kita, namun generasi muda Kristen harus melindungi martabat generasi muda Kristen sendiri, gereja dan bangsa Indonesia.
“Kita bukan umat yang gampang diolok-olok, dan apakah kita cukup menjadi terang?” kata dia.
Martin mengatakan umat Kristen khususnya generasi muda tidak cukup hanya menjadi terang, namun generasi muda Kristen harus memiliki pandangan, visi dan misi yang tajam.
“Sama seperti dalam Yesaya 49 ayat 2 yang menggambarkan Yesaya adalah sosok yang memiliki visi dan pandangan yang setajam anak panah,” kata dia.
“Kita harus terus menjadi terang bagi gereja, kita harus terus menjadi terang bagi indonesia tetapi syaratnya jangan lupa ketajaman,” kata dia.
Dia mengaitkan tema perayaan natal Pemuda Kristen se-Indonesia dengan kisah Yesaya. Menurut Martin, pemuda Kristen se-Indonesia harus senantiasa bergerak namun bersifat inklusif yakni bergerak dan mewartakan tentang kisah Allah dengan membawa transformasi (perubahan).
Kebaktian Natal dan Tahun Baru Pemuda Diisi Berbagai Denominasi Gereja
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Panitia yang juga Ketua Umum Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Sahat Martin Phillip Sinurat mengucapkan terima kasih kepada berbagai denominasi gereja yang mensukseskan acara tersebut antara lain Gereja Protestan Indonesia bagian Barat (GPIB), Gereja Kristen Indonesia (GKI), Huria Kristen Batak Protestan (HKBP), Gereja Toraja, Gereja Bethel Indonesia (GBI), Pemuda Kristen se-Jabodetabek.
Selain itu ada dari Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI), Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI), Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida), Universitas Kristen Indonesia (UKI), Sekolah Tinggi Teologi (STT) Jakarta, dan Youth Leaders Gatherings (YLG).
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Gereja-gereja di Ukraina: Perdamaian Dapat Dibangun Hanya At...
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Pada Konsultasi Eropa tentang perdamaian yang adil di Warsawa, para ahli da...