Pemuka Agama Islam Singapura Sambut Baik Pendidikan Sekuler
SINGAPURA, SATUHARAPAN.COM - Pengumuman tentang masuknya kurikulum pendidikan sekuler di berbagai madrasah (sekolah agama Islam) di Singapura disambut baik para pemuka agama Islam. Salah satunya adalah Dr Mohamed Fatris Bakaram dari MUIS (Majlis Ugama Islam Singapura) yang berpendapat para pengajar di madrasah harus memiliki ilmu dasar dalam bidang-bidang sekular untuk membimbing masyarakat dengan lebih efektif.
“Saya mengharapkan bahwa ini akan dapat memberi kesempatan kepada madrasah dan masyarakat kita juga untuk sama-sama mengembangkan lembaga madrasah berikutnya sebab madrasah adalah lembaga yang sangat penting untuk melahirkan pemimpin-pemimpin agama yang akan membantu masyarakat menghadapi tantangan yang akan datang," kata Dr. Mohamed Fatris Bakaram, seperti diberitakan berita.mediacorp.sg, Senin (24/8).
Dia menjelaskan kemajuan teknologi, misalnya, dapat mempengaruhi secara langsung kepada cara kehidupan beragama umat Islam. Bakaram menganggapnya sebagai satu peluang untuk pihak madrasah dan masyarakat meningkatkan lagi lembaga itu.
Bakaram berpendapat ilmu-ilmu duniawi tidak dapat dipisahkan dalam mendidik serta melatih para siswa madrasah untuk memimpin dan membimbing masyarakat.
"Hari ini saja kita lihat tantangannya begitu rumit. Jadi saya rasa bantuan seperti ini dan dilengkapi juga dengan kesungguhan masyarakat kita sendiri, dengan kerjasama kita, doa semua, insya-Allah kita akan membangun kesuksesan itu bersama," kata Bakaram.
Pada Jumat (31/7) Perdana Menteri (PM) Singapura mengatakan dia berkeinginan memperkuat pendidikan mata pelajaran sekuler di madrasah. Kesepakatan tersebut antara lain kerja sama kurikulum pendidikan sekuler yang disusun dua kementerian yakni, Kementerian Urusan Islam dan Kementerian Pendidikan Singapura.
“Madrasah memainkan peran penting dalam pengembangan sebuah identitas masyarakat Islam, khususnya di Singapura. Islam di negara ini berbeda dari negara lain, dan kini masyarakat Melayu diharap dapat memperbaiki mutu madrasah-madrasah di Singapura, salah satunya dengan mata pelajaran sekuler,” kata Lee.
Lee mengungkapkan dia turut merasa bersuka cita karena Singapura berpeluang mengenal lebih dekat lagi dengan generasi muda yang telah berhasil mencapai cita-cita di madrasah, antara lain Amalina Ridzuan, mantan siswa madrasah yang akan melanjutkan studi di bidang medis di NUS (National University of Singapore) dan Nur Alfian Juma'en, atlet pencak silat Singapura yang menang medali emas di ajang multi even olah raga SEA Games 2015.
Sekularisme
Lee, beberapa waktu lalu, menegaskan tentang sekularisme dan kebebasan beribadah di Singapura, Lee yakin Singapura menjadi wilayah nyaman bagi umat beragama dan berkeyakinan agar memiliki ruang dan kebebasan beribadah.
“Kita adalah negara sekuler, tetapi kita melihat dalam banyak hal, banyak dari warga negara kita terus menjalankan agama mereka dari dalam hati. Pemerintah percaya bahwa ini adalah hal yang baik dan mendorong ini. Kita milik banyak agama yang berbeda, tapi tahun ini, kita merayakan hari ulang tahun Singapura sebagai individu dan satu bangsa, “ kata Perdana Menteri (PM) Singapura, Lee Hsien Loong pada Sabtu (4/7), di sebuah misa di Gereja Katolik Roma Keuskupan Agung Singapura, yang merayakan ulang tahun ke-50 di Singapura seperti diberitakan channelnewsasia.com. (berita.mediacorp.sg/ channelnewsasia.com)
Baca Juga
- Berbagai Madrasah Sambut Gembira Tawaran Pemerintah
- Singapura Negara Sekuler, Tapi Jamin Kebebasan Beribadah
- 50 Tahun Merdeka, Singapura Berharap Terbebas dari ISIS
Ikuti berita kami di Facebook
Editor : Eben E. Siadari
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...