Penanganan COVID-19, Fokus Menekan Jumlah Rawat Inap
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah menerapkan strategi penanganan pandemi dengan penyesuaian yang tadinya fokus pada menekan laju penularan menjadi fokus pada menekan jumlah pasien rawat inap di rumah sakit dan tingkat kematian.
“Strategi level PPKM juga perlu diubah. Pemerintah tetap akan menggunakan enam indikator yang menjadi standar dari WHO, tetapi akan memberikan bobot lebih besar dalam penentuan level kepada indikator rawat inap di RS,” kata Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut B Pandjaitan, hari Senin (31/1).
Ini dilakukan salah satunya sebagai insentif kepada Pemerintah Daerah untuk mendorong pasien yang tidak bergejala atau OTG dan bergejala ringan tidak masuk ke dalam rumah sakit. “Langkah ini juga akan menjaga upaya pemulihan ekonomi, dengan tetap memastikan kapasitas kesehatan kita tetap dalam kondisi yang aman,” katanya.
Capaian Vaksinasi
Dihadapkan pada karakteristik yang berbeda dengan varian Delta, Luhut mengungkapkan bahwa strategi dalam penanganan pandemi COVID-19 varian Omicron perlu dilakukan penyesuaian, salah satunya mengubah syarat indikator penetapan tingkat level 1 dan level 2 untuk Kabupaten/ Kota.
Salah satu indicator adalah capaian vaksinasi dosis pertama menjadi vaksinasi lengkap. “Ketentuan berlaku mulai pekan ini, tetapi kami akan memberikan waktu transisi selama dua pekan untuk kabupaten kota dapat mencapai target tersebut,” kata Luhut.
Dikatakan, saat ini masih terdapat 22 Kabupaten/Kota dengan capaian vaksinasi dosis kedua umum di bawah 50 persen, dan 29 Kabupaten/Kota dengan dosis kedua lansia yang masih di bawah 40 persen.
Dijelaskan saat ini positivity rate sudah berada di atas standar WHO yakni lima persen, hal tersebut didorong oleh positivity rate PCR Test yang telah mencapai 24 persen. Jumlah orang yang diperiksa dan dites secara harian juga meningkat cukup signifikan dibanding beberapa waktu lalu.
Untuk itu pemerintah terus menghimbau kepada masyarakat agar tidak perlu takut untuk segera melakukan pemeriksaan test antigen maupun PCR apabila merasakan gejala flu dan batuk. Hal ini dilakukan semata-mata untuk dapat segera mengetahui kondisi pasien, melakukan perawatan dan memutus mata rantai penyebaran COVID-19, katanya.
Sementara itu, Menteri Koordinator Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan bahwa kasus COVID-19 di beberapa kabupaten dan kota menurun “Diketahui level 1 ada 164 kab/kota, level 2 ada 219 kab/kota, level PPKM 3 ada tiga kab/kota di Jayawijaya, Yapen, dan Jayapura,” katanya.
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...