Penangkapan Teroris dan Apresiasi untuk Polri
SATUHARAPAN.COM – Menjelang umat Kristen merayakan Natal tahun 2016 dan pergantian tahun menuju tahun baru 2017, di Indonesia dan sejumlah negara di sibukkan dengan ancaman serangan teror.
Di Indonesia, kita patut memberikan apresiasi para Polri dan jajarannya yang menunjukkan kualitas kerja mencegah serangan teroris. Bom dapat disita sebelum diledakkan dan sejumlah pelaku bisa ditangkap.
Beberapa hal penting yang patut dicarat adalah penggerebegan pada sejumlah tempat untuk menyita bom dan menangkap pelaku. Bukan hanya upaya ini mencegah bom tidak sampai diledakkan, tetapi juga penggerebegan ini tidak menimbulkan korban.
Polisi menemukan bom dan menangkap empat tersangka pada hari Sabtu (10/12), dalam penggerebegan di Bekasi, sebelum diledakkan. Para tersangka yang berinisial MNS, AS, DYN, dan SY di duga berencana menyerang objek vital di Jakarta pada hari Minggu (11/12).
Para tersangka adalah anggota jaringan Jamaah Ansharut Daulah Khilafah Nusantara (JADKN) pimpinan Bahrun Naim, warga negara Indonesia yang bergabung dengan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) di Suriah.
Awal pekan ini, aparat Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri juga menggerebeg tempat terduga teroris di dua kota, Tangerang Selatan, Provinsi Banten, dan Kota Payakumbuh, Sumatera Barat. Mereka menemukan sebuah bom aktif yang diduga akan diledakkan di sejumlah tempat.
Teror di Negara Lain
Situasi yang berbeda terjadi di negara lain. Bom dan pelaku yang ditangkap pada penggerebegan di Bekasi pada hari Sabtu (10/12) diduga merupakan aksi yang direncakan sebagai sebuah rangkaian aski teror pada hari Minggu (11/12). Aksi itu meledak di Kairo, Mesir dan Istanbul, Turki.
Pada hari Minggu itu, serangan bom bunuh diri terjadi di Gereja Koptik Mesir, di Kairo yang menewaskan 25 orang dan melukai lebih dari 40 orang. Bom meledak ketika warga tengah beribadah di gereja tersebut, dan korbannya sebagian besar perempuan dan anak-anak.
Sementara di Turki serangan bom mengguncang stadion sepak bola di kota Istanbul pada hari yang sama. Serangan itu menewaskan 29 orang, sebagian besar polisi, dan melukai 166 orang lainnya. Di antara para korban tewas, 27 orang adalah polisi. Pemerintah Turki menangkap 10 tersangka serangan ini.
Sementara di Berlin, Jerman serangan teror terjadi pada hari Senin (19/12) menargetkan masyarakat di pasar Natal kota itu. Aksi dengan menabrakkan truk ke kerumunan orang yang mirip dengan aksi di Nice, Prancis, itu menewaskan 12 orang dan melukai 50 lebih lainnya.
Sejumlah negara di Eropa terus dirundung oleh aksi teror yang berdasarkan mereka yang menjadi tersangka tampaknya dilakukan oleh lelompok ektremis Islam yang terkait dengan ISIS. Dan belakangan ini ancaman itu tampaknya terus meningkat.
Pesan Kemanusiaan
Kita patut berduka atas jatuhnya korban pada aksi teror di Kairo, Istanbul, dan Berlin, karena aksi teror selalu melukai kemanusiaan kita. Dan kemanusiaan kita juga masih terluka oleh perang dan konflik bersenjata di Afrika Utara, Timur Tengah, terutama di Suriah dan Irak, dan beberapa negara Asia, yang menelan ratusan ribu orang dan menyebabkan puluhan juta orang menderita dalam pengungsian.
Di sisi lain, kita juga pantas bersyukur bahwa aparat keamanan kita mampu mencegah serangan teror itu, sehingga warga bisa beraktivitas dengan lebih tenang. Sangat disayangkan dan keterlaluan bahwa ada pihak yang menyebutkan hasil penggerebegan itu sebagai pengalihan isu atas kasus pengadilan terhadap Basuki Tjahaja Purnama.
Apa yang dilakukan Polri atas kelompok teroris itu adalah prestasi yang patut disyukuri, dan berharap menjadi langkah yang makin memperkuat aparat polisian kita. Sekaligus berharap bahwa kewaspasdaannya makin tajam, karena ancaman itu tampaknya belum juga mereda, setidaknya menjelang Natal dan pergantian tahun.
Terima kasih untuk Polri dan kiranya Tuhan melimpahkan rahmat untuk Indonesia dan lembaga ini. Selamat Natal untuk yang merayakannya. Dan Natal sebagai momentum kuat di mana Tuhan menyatakan kasih pada dunia, patutlah dirakayan dengan pesan kemanusiaan dan laku kehidupan yang tegas: mengasihi ketika ada kebencian, kebaikan di tengah kejahatan, mengampuni ketika ada dendam, dan berbagi damai ketika ada konflik dan perpecahan.
Editor : Sabar Subekti
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...