Pendeta Kanada Tahanan Korut Jalani Kerja Paksa
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Hyeon Soo Lim— pendeta Gereja Presbiterian Cahaya Korea (Light Korean Presbyterian Church) Kanada berusia 60 tahun yang dipenjara seumur hidup dengan hukuman kerja paksa di Korea Utara—Senin (11/1), mengatakan dia menghabiskan masa hukumannya dengan menggali lubang di kebun buah di penjara tempat dia menjadi satu-satunya tahanan.
Dalam sebuah wawancara di Pyongyang dengan CNN, Hyeon Soo Lim mengatakan sulit beradaptasi dengan tugas fisik dalam penahanannya, setelah dia didakwa bulan lalu atas dakwaan tindakan “subversif” terhadap Korea Utara.
“Saya kan bukan buruh, jadi tugas itu sulit dilakukan pada awalnya,” kata Lim, dengan potongan rambut cepak dan seragam penjara berwarna abu-abu bernomor 036.
Wawancara itu dilakukan di ruang sebuah hotel di Pyongyang dan dimulai setelah Lim dikawal oleh dua penjaga berseragam yang memegang kedua tangannya.
Para penjaga meninggalkan ruangannya, namun Lim yang lahir di Korea Selatan mengerti bahasa Inggris tersebut mengatakan dia diminta menjawab semua pertanyaan dalam bahasa Korea. Hal tersebut mengindikasikan percakapan itu diawasi.
Lim ditahan oleh otoritas Korea Utara pada Januari tahun lalu setelah tiba dari Tiongkok.
Saat dijatuhi hukuman bulan lalu, Korea Utara mengatakan dia mengakui semua tuduhan terhadap Lim, termasuk “memfitnah” sistem dan pemimpin Korea Utara, serta berencana menggulingkan negara itu.
Ditahan sejak Akhir Januari
Kabar Pdt Hyeon Soo Lim tidak terdengar kabarnya sejak 31 Januari tahun lalu setelah tiba di Korea Utara melalui Tiongkok.
Light Korean Presbyterian Church mengatakan keluarganya “menerima pemberitahuan dari para pejabat Kanada bahwa pemerintah Republik Rakyat Demokrat Korea mengonfirmasi bahwa Tn. Hyeon Soo Lim ditahan di Korea Utara.”
Pastor berusia 60 tahun itu hilang ketika menjalankan misi kemanusiaan. Dia memimpin banyak misi bantuan ke Korea Utara dengan melibatkan panti asuhan dan panti jompo, menurut rekan-rekannya.
Pdt Lim kelahiran Korea Selatan telah mengunjungi Korea Utara lebih dari 100 kali sejak tahun 1997 dan telah membantu membentuk sebuah panti asuhan dan panti jompo di sana. Ia tinggal di Kanada sejak 1986 dan merupakan warga negara Kanada, menurut juru bicara gereja Lisa Pak.
Pdt Lim melakukan kunjungan rutin ke panti asuhan di daerah Rajin, Korea Utara. Ia berangkat dengan penatua gereja lain ketika birokrat ekspor ekonomi Korut meminta dia untuk mengunjungi Pyongyang. Sejak itu tidak terdengar lagi kabarnya.
Korea Utara dan Tiongkok menekan kelompok Kristen selama bertahun-tahun. Dan, beberapa orang Kristen Amerika telah ditahan oleh Korea Utara. Bulan lalu, Tiongkok secara resmi menahan pria Kanada, Kevin Garratt, karena dicurigai mencuri rahasia negara.
Baca juga:
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...