Pendukung Morsi Gelar Protes Jumat, Menyerukan Pembangkangan Nasional
KAIRO, SATUHARAPAN.COM – Selama dua pekan berturut-turut, para pendukung Presiden Mesir terguling, Mohammed Morsi, menggelar unjuk rasa pada hari Jumat. Namun jumlah mereka relatif lebih sedikti dibandingkan dengan aksi mereka setelah Morsi digulingkan pada 3 Juli lalu.
Hari Jumat (30/8) kemarin unjuk rasa terjadi di beberapa kota dan laporan media menyebutkan tujuh orang tewas dan puluhan demonstran luka-luka. Bentrokan terjadi antara demonstran dan polisi.
Para pemrotes yang dipimpin kelompok Ikhwanul Muslimin menentang militer Mesir, menyerukan dikembalikannya Morsi sebagai presiden, dan menyerukan pembangkangan nasional. Protes hari Jumat kemarin dengan seruan” Rakyat merebut kembali revolusi mereka.”
1.800 Pendukung orsi Ditangkap
Media di Mesir, sperti dilaporkan ahram.org.eg, menyebutkan bahwa unjuk rasa di berbagai kota itu tidak ada yang sampai diikuti oleh ratusan ribu orang. Hal ini terjadi kemungkinan karena banyak pimpinan Ikhwanul Muslimin yang ditangkap, selain diberlakukannya jam malam.
Sejauh ini diperkirakan 1.800 anggota dan pendukung Ikhwanul Muslimin ditangkap selama dua minggu terakhir, termasuk Mursyid Mohamed Badie dan wakilnya Khairat El - Shater. Mereka kebanyakan ditangkap karena tuduhan menghasut kekerasan, terlibat dalam pembunuhan, dan beberapa karena kasus membentuk faksi bersenjata dan meneror negara serta warganya.
Hari Jumat kemarin, anggota terkemuka Ikhwanul Muslimin, Mohamed El - Beltagy, ditangkap dan akan ditahan selama 30 hari oleh jaksa menunggu penyelidikan tuduhan yang mencakup percobaan pembunuhan, menghasut kekerasan dan kekacauan, dan merusak fasilitas umum.
Protes pada hari Jumat terjadi di Kairo,Giza, Alexandria, Tanta di Delta Nil, Mansoura dan Zagazig, kota terusan Suez, Port Said, dan Assiut Ismailiya, serta Minya, kota di hulu Mesir.
Bentrokan terjadi dan menewaskan tujuh orang. Tiga tewas di Giza,dua di Zagizag, satu di Port Said, dan seorang di Ismailiya.
Pemerintah Mesir menegaskan untuk melawan "terorisme" dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkanb kabinet pada hari Jumat sore. "Perdana menteri menjamin bahwa setiap elemen teroris atau melanggar hukum yang mengancam keamanan negara akan ditindak,” kata pernyataan itu. (ahram.org.eg)
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...