Peneliti IRE: Caleg Tak Fokus Kebutuhan Masyarakat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Abdur Rozaki, peneliti dari Institute for Research and Empowerment (IRE) mengungkapkan bahwa kebanyakan dari calon legislatif (caleg) DPR-RI dan DPD-RI tidak mengetahui kebutuhan masyarakat daerah pemilihan (dapil) mereka. Hal ini dia nyatakan pada seminar nasional yang bertema “Menjadi Wakil Rakyat: Investasi dan Relasi Calon Legislatif” di Hotel Century Park Jakarta, Rabu (19/3).
“Kebanyakan para caleg itu menggunakan pendekatan kepada rakyat melalui representasi simbolik dan deskriptif,” kata dia. “Jarang ada yang menggunakan representasi substantif atau wakil rakyat mewakili karena kesamaan program dan ideologi.”
Rozaki menjelaskan representasi simbolik adalah wakil rakyat yang mewakili kesamaan identitas, budaya, agama dan kekerabatan. Sedangkan representasi deskriptif adalah wakil rakyat yang mewakili kesamaan jenis kelamin, profesi dan komunitas.
Dia memberi contoh daerah Kalimantan Timur dan D.I. Yogyakarta yang masih belum bisa melepaskan penggunaan sentimen simbolik-budaya, seperti faktor kesukuan-etnis, agama dan kesamaan identitas kultural lainnya sebagai faktor signifikan dalam meraih suara.
Menurutnya, cara seperti itu memang efektif untuk mengumpulkan suara, namun untuk memperjuangkan aspirasi warga dan daerah hal itu tidak cukup. Diperlukan perluasan strategi dan representasi simbolik menuju ke representasi substantif agar kepentinngan daerah di tingkat pusat memiliki legitimasi dan kekuatan politik yang berdampak pada perubahan kebijakan yang pro kepada kebutuhan rakyat.
Rozaki menilai bahwa anggota DPD RI perlu membangun aliansi strategis, mempunyai jaringan forum warga, organisasi masyarakat sipil, organisasi politik, akademisi, jurnalis, politisi, dan individu yang lain yang mendukung perubahan dalam merumuskan dan memperjuangkan isu-isu atau kepentingan daerah secara lebih vokal di tingkat pusat. Hanya dengan cara membangun representasi substantif itulah peran dan fungsi DPD RI makin terihat dan bermakna sebagai agen representasi daerah di tingkat pusat.
Dalam hal ini, D.I. Yogyakarta bisa dijadikan sebagai contoh saat anggota DPD RI dapil DIY bersinergi dengan elemen-elemen masyarakat untuk memperjuangkan UU Keistimewaan Yogyakarta.
Rozaki berkesimpulan bahwa representasi yang efektif tidak berdasarkan hanya dari dana kampanye yang besar, namun bagaimana caleg tersebut mengerti akan apa yang dibutuhkan oleh warga setempat. Pentingnya membangun relasi antara caleg atau legislator dan masyarakat merupakan komponen penting dalam membuat perubahan khususnya di daerah.
Editor : Bayu Probo
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...