Tak Miliki Pendidikan Tinggi, Maju jadi Caleg, Kenapa Tidak?
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Salah satu fenomena politik yang terjadi saat ini adalah banyak dari masyarakat yang tidak memiliki pendidikan tinggi maju menjadi calon legislatif daerah. Beberapa dari mereka berprofesi sebagai asisten rumah tangga, pekerja tambal ban bahkan pedagang asongan. Menurut Philips J. Vermonte, peneliti dari Centre for Strategic and International Studies (CSIS) mengungkapkan bahwa hal itu tidak menjadi masalah.
“Kenapa tidak?” kata dia kepada satuharapan.com saat ditemui usai memberikan seminar “Menjadi Wakil Rakyat: Investasi dan Relasi Calon Legislatif” di Hotel Century Park, Jakarta, Rabu (19/3). “Kita tidak bisa memandang sebelah mata kepada mereka yang ingin menjadi wakil rakyat. Itu hak mereka sebagai warga negara. Siapa tahu kinerja mereka kelak lebih baik daripada caleg yang berpendiddikan tinggi.”
Menurutnya, di sini partai politik (parpol) memegang peranan kunci dalam mengedukasi kadernya yang bisa kita lihat dari sistem mekanisme kaderisasi dan rekrutmen kader. Dia juga menambahkan bahwa sebenarnya caleg yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah seorang yang jujur, memiliki integritas dan tidak korupsi.
Philips juga tidak menampik bahwa caleg yang tidak memiliki pendidikan tinggi tersebut nantinya akan menjadi boneka bagi kepentingan partainya. “Sebenarnya semua keputusan ada di tangan si caleg tersebut. Jika dia memiliki integritas, jujur dan tidak korupsi, dia bisa memilih keputusan dengan tepat,” tambahnya.
Caleg yang Minim Dana
Caleg yang tidak memiliki pendidikan tersebut mungkin tidak memiliki dana yang besar untuk kampanye. Tapi Philips menyatakan bahwa caleg tersebut jangan berkecil hati. Dia bisa memulai karir politiknya dengan menjadi kepala desa terlebih dahulu.
“Menurut saya, akan lebih baik jika dia bisa membangun relasi dengan warga sekitarnya terlebih dahulu. Bangun kepercayaan dengan warganya. Nah, dari situ warga bisa menilai apakah dia cocok untuk menjadi wakilnya di kemudian hari,” kata Philips.
Philips berpendapat bahwa seorang caleg tidak akan memerlukan dana yang sangat besar untuk meraih hati warganya jika dia memiliki relasi yang baik dan dapat dipercaya oleh warganya. Warga dengan senang hati akan memberikan suaranya untuk caleg tersebut karena mereka mengenal dengan baik siapa calon pemimpinnya.
Editor : Bayu Probo
Laporan Ungkap Hari-hari Terakhir Bashar al Assad sebagai Pr...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Presiden terguling Suriah, Bashar al Assad, berada di Moskow untuk menghad...