Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 09:04 WIB | Minggu, 15 November 2015

Penembakan Paris, Tim Wushu Prancis tak Terpengaruh di Kejuaraan Dunia

Pelatih tim nasional wushu Prancis kategori taolu, Fares Zerrou (paling kiri) berpose bersama anak buahnya, beberapa saat setelah meladeni pertanyaan satuharapan.com hari Sabtu (14/11) setelah pelaksanaan hari pertama Kejuaraan Dunia Wushu 2015, di Istora Senayan, Jakarta.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Tragedi penembakan yang terjadi di sebuah konser musik di Bataclan, Paris, Prancis tidak mempengaruhi tim wushu Prancis di Kejuaraan Dunia Wushu 2015 karena para pewushu dari Negeri Menara Eiffel tersebut tetap fokus dan konsentrasi menghadapi kejuaraan yang dihelat dua tahunan itu.

“Semuanya terkendali, saya memerintahkan ke para pemain tetap tenang dan fokus saja di (Kejuaraan Dunia Wushu, Red) di Jakarta,” kata Pelatih tim nasional wushu Prancis kategori taolu, Fares Zerrou kepada satuharapan.com hari Sabtu (14/11) setelah pelaksanaan hari pertama Kejuaraan Dunia Wushu 2015, di Istora Senayan, Jakarta.

Fares menginginkan para ofisial saja yang khawatir tentang tragedi tersebut, dan dia tidak ingin para pemain wushu khawatir  selama kejuaraan dunia yang berlangsung sampai Rabu (18/11) mendatang.

“Semuanya baik-baik saja,” kata Fares.

Sebelum Kejuaraan Dunia Wushu 2015 hari pertama dimulai, panitia penyelenggara mewajibkan para penonton berdiri selama satu menit guna mengheningkan cipta atas tragedi di Prancis.

“Mari kita berdiri sejenak untuk memberi penghormatan kepada tragedi penembakan di Prancis yang terjadi tadi malam (Jumat, 13/11),” kata pembawa acara seraya diikuti ratusan penonton dan atlet wushu dari berbagai belahan penjuru dunia yang memadati Istora Senayan, Jakarta.

Fares berterima kasih karena di hari pertama Kejuaraan Dunia Wushu 2015 menggelar mengheningkan cipta dan memberi penghormatan khusus atas tragedi di kota Paris, Prancis tersebut.

Tragedi Paris Berimbas ke Olahraga Secara Umum

Tragedi yang terjadi di Paris tersebut berimbas kepada olahraga secara umum di Prancis, dan sepakbola secara khusus di Eropa, sebab menurut goal.com, Asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) merasa sangat terguncang dan sedih akibat tragedi pengeboman yang berlangsung di Paris, Jumat (13/11) malam waktu setempat.

UEFA akan menganalisis kembali apakah Prancis layak menjadi tuan rumah Piala Eropa 2016, karena saat tragedi berlangsung di saat bersamaan di Stadion Stade de France  berlangsung pertandingan uji coba antara Prancis dan Jerman.

Saat laga berlangsung, terdengar suara ledakan saat laga berjalan pada menit ke-17. Salah satu bunyi ledakan ada di Pintu J, ketika seseorang melakukan bom bunuh diri yang menewaskan tiga orang fans.

Usai pertandingan, para suporter harus tertahan di dalam stadion dan mereka berkumpul di lapangan setelah full time untuk mengantisipasi kemungkinan buruk terjadi.

Di gedung konser Bataclan, CNN melaporkan Sabtu (14/11) dini hari telah terjadi penyerangan dan pembantaian secara brutal oleh sekelompok orang yang terlatih menggunakan senjata jenis AK-47 otomatis. Sekitar dua atau tiga orang bersenjata memasuki ruang konser Bataclan sambil melepaskan tembakan ke arah polisi. Seorang saksi mata mengatakan, setidaknya ada enam sampai delapan penyandera. Otoritas Prancis melakukan penyelidikan terkait terorisme atas peristiwa ini. 

Reporter Radio Prancis, Julien Pearce, yang menjadi salah seorang saksi penembakan karena berada dalam teater Bataclan saat orang-orang bersenjata memasuki tempat tersebut, mengatakan dua orang berpakaian hitam mulai menembak dengan senjata AK-47, setelah orang-orang yang tertembak jatuh ke lantai, dua penembak itu kembali menembak mereka.  

Ikuti berita kami di Facebook

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home