Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 14:12 WIB | Minggu, 31 Januari 2016

Pengamat: Dukungan Golkar pada Pemerintah Hanya Pura-pura

Ilustrasi. Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakrie (ketiga kanan) bersama Sekjen Idrus Marham (kanan), Presiden ke-3 RI yang juga sesepuh Partai Golkar BJ Habibie (ketiga kiri) dan Menko Polhukam Luhut Panjaitan (kedua kanan) mengucapkan Ikrar Partai Golkar sementara Ketua MPR yang juga Ketua Umum DPP PAN Zulkifli Hasan (kiri) berbincang dengan Menkumham Yasonna Laoly (kedua kiri) pada acara Pembukaan Rapimnas Partai Golkar Tahun 2016 di JCC, Jakarta, Sabtu (23/1). Rapimnas yang akan berlangsung hingga Senin (25/1) tersebut akan membahas sejumlah agenda konsolidasi seluruh kader Partai Golkar sebagai langkah penyelamatan partai. (Foto: Dok. satuharapan.com/Antara)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Partai Golongan Karya pimpinan Aburizal Bakrie resmi mendukung Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kallah pada hari Senin (25/1). Namun, seminggu berlalu, Presiden Jokowi belum juga merespon dukungan yang disampaikan saat acara Penutupan Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar tersebut.

Guru Besar Ilmu Politik Universitas Indonesia, Arbi Sanit, mengatakan Presiden Jokowi mengetahui dukungan politik yang disampiakan Aburizal Bakrie selaku Ketua Umum Partai Golkar hasil Musyawarah Nasional di Bali tahun 2015, hanya pura-pura saja. Intinya, Partai Golkar ingin meminta jatah menteri di kabinet, legalitas kepengurusan, dan alokasi kewenangan pada sejumlah proyek di pemerintahan.

Oleh karena itu, menurutnya, Presiden Jokowi memilih bersikap dingin pada dukungan Partai Golkar. “Presiden Jokowi sudah tahu, dukungan Partai Golkar pada pemerintah hanya pura-pura saja, ujung-ujungnya minta jatah menteri, legalitas kepengurusan, lalu jatah proyek. Jadi ya sambutannya dingin saja,” kata Arbi saat dihubungi satuharapan.com dari Jakarta, hari Minggu (31/1).

Dia menambahkan, Aburizal terpaksa merubah haluan Partai Golkar. Sebab, bila langkah tersebut tidak ditempuh, kepengurusan partai berlambang pohon beringin yang tengah dipimpinnya akan terus kesulitan mendapatkan legalitas dari pemerintah, lewat Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham).

“Ini dukungan orang kepepet,” katanya.

Terkait kursi menteri dalam kabinet, Arbi menyarankan Presiden Jokowi tidak memberikannya kepada Partai Golkar. Karena, selain Partai Golkar telah berulang kali menyatakan tidak mengharapkan hal tersebut lewat berbagai media, Presiden Jokowi pun diyakini akan kian kesulitan menjalankan roda pemerintahannya ke depan.

“Dengan kabinet yang sekarang saja sudah susah mempertahankannya. Saya kira tidak usah diberikan (kursi menteri) kepada Golkar, karena mereka juga bilang tidak mengharapkan hal itu,” kata Arbi.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home