Pengamat: Ekonomi Indonesia Turun Cari Basis Pertumbuhan
CANBERRA, SATUHARAPAN.COM - Sejumlah pengamat Australia menyatakan turunnya angka pertumbuhan selama kuartal kedua 2015 yang hanya 4,67 persen menunjukkan ekonomi Indonesia sedang mencari basis pertumbuhannya.
Menurut pengamat, pertumbuhan 4,6 persen ini tercatat sebagai yang paling rendah sejak tahun 2009. "Angka ini menjelaskan bahwa perekonomian Indonesia saat ini berupaya keras menemukan basis pertumbuhannya," kata ekonom Bank ANZ, Glenn Maguire kepada ABC.
Maguire menilai, perekonomian Indonesia semakin bergantung pada langkah-langkah pemerintah, sedangkan pada sisi lain penyerapan anggaran program pembangunan hanya berkisar 10 persen.
"Tiket terbesar yang kini ditunggu-tunggu adalah investasi pemerintah," katanya.
Penurunan pertumbuhan ekonomi Indonesia belakangan dipicu oleh kombinasi lemahnya harga komoditas dan ketidakmampuan pemerintah mewujudkan proyek-proyek besar infrastruktur.
"Saya tidak yakin semua ini akan bergerak secepat yang dikehendaki pemerintah Indonesia. Problem klasik masih terus terjadi yaitu tidak siapnya proyek-proyek dilaksanakan," kata Andrew Parker dari PricewaterhouseCoopers' (PwC).
Sementara ekonom senior Standard Chartered, Eric Sugandi mengatakan khawatir dengan tingkat belanja modal pemerintah yang hanya berkisar 11 persen hingga Juli lalu.
Menurut Maquire, selama arus investasi belum solid maka pemulihan pertumbuhan akan sulit terwujudkan.
Secara umum pemerintah Indonesia menargetkan pertumbuhan 5,2 persen sepanjang tahun 2015 ini, turun sedikit dibandingkan target 5,7 persen sebelumnya.
Sementara di sisi lain bank sentral kini terfokus menurunnya nilai tukar rupiah serta kemungkinan angka inflasi di atas tujuh persen.
Belanja konsumen juga terlihat melunak, termasuk turunnya angka penjualan mobil. Kalangan investor sejauh ini telah menyoroti kebijakan pemerintah yang terlihat bersifat protektif dan menimbulkan ketidakjelasan sikap pemerintah.
Namun demikian menurut Maguire, Indonesia tetap menarik investasi FDI, meski Vietnam dan Thailand terus memanfaatkan kebijakan pintu terbuka di saat Indonesia mengambil langkah berbeda. (australiaplus.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...