Polri Selamatkan 45 Nelayan Myanmar Korban Trafficking
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Kepolisian Republik Indonesia (Polri) telah menyelamatkan 45 nelayan Myanmar yang diduga sebagai korban-korban perdagangan manusia (trafficking). Mereka dibawa dari sebuah hotel di Jakarta Pusat, pada hari Kamis (6/8).
"Mereka telah dibawa dari Ambon ke Jakarta. Pihak kepolisian melacak kelompok tersebut Rabu (5/8) lewat sinyal ponsel," kata AKBP Arie Dharmanto, kepala unit perdagangan manusia di Polri.
"Mereka rupanya korban perdagangan manusia. Kami masih menyelidiki kasus ini untuk mengungkap jaringan perdagangan manusia dan siapa otak di balik ini semua," kata Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Komjen Budi Waseso.
Maret lalu, kantor berita Associated Press mengungkapkan perbudakan nelayan di desa Benjina, Maluku, di mana ratusan nelayan asing dari Myanmar, Kamboja, Thailand dan Laos dipaksa bekerja sebagai budak di atas kapal-kapal Thailand. Beberapa pria ditemukan dikurung dalam kandang di sana.
Salah satu dari pria-pria yang baru diselamatkan itu mengatakan ia bingung dengan apa yang terjadi dan bagaimana ia dan yang lainnya bisa ada di Jakarta.
Dia mengatakan seorang agen menariknya dari Myanmar ke Thailand dengan janji pekerjaan, namun kemudian ditaruh di atas kapal nelayan dan dibawa ke Ambon, tempat mereka bekerja di atas empat kapal yang berbeda.
Pria itu mengatakan semua diberi dokumen awak kapal Thailand yang palsu, meskipun mereka berkewarganegaraan Myanmar. Dia menambahkan bahwa mereka bekerja untuk perusahaan itu selama empat tahun dan dibayar kurang dari yang dijanjikan.
Seorang pria lain mengatakan bahwa ia tidak diberi gaji selama tiga tahun. "Kami dipukuli di atas kapal dan tidak diperbolehkan beristirahat, bahkan ketika kami sakit," kata pria Myanmar tersebut.
Dia mengatakan mereka diterbangkan ke Jakarta dua bulan lalu untuk mendapatkan dokumen dan kemudian dikembalikan ke Ambon. Mereka terbang kembali ke ibukota minggu ini sebelum diselamatkan. Alasan kedua perjalanan itu belum jelas.
Polisi sedang bekerja untuk menentukan apakah pria-pria itu diperdagangkan dan bagaimana mereka dapat bepergian tanpa dokumen yang benar. Mereka ditempatkan di rumah yang aman sekarang ini.
"Mereka hanya korban. Kita akan mengungkap kebenaran, termasuk bagaimana jaringan ini mengelola kejahatan ini dan bagaimana itu terjadi di sini. Polisi akan menginterogasi dan menyelidiki perusahaan yang merekrut awak tersebut," kata Budi Waseso yang tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut.
Laporan AP telah menyebabkan goncangan dalam industri perikanan. Hal itu telah mengakibatkan repatriasi lebih dari 800 pria. Selain itu, tujuh orang telah ditahan di Indonesia dan dua lagi di Thailand terkait dengan kasus Benjina. Kasus-kasus perdagangan manusia lainnya terus diselidiki. (voaindonesia.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Puluhan Anak Muda Musisi Bali Kolaborasi Drum Kolosal
DENPASAR, SATUHARAPAN.COM - Puluhan anak muda mulai dari usia 12 tahun bersama musisi senior Bali be...