Pengembangan Obat Malaria dan TBC Tertinggal
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Selama dekade terakhir pengembangan obat untuk penyakit malaria, TBC, penyakit tropis chagas yang disebabkan parasit, penyakit tidur, dan berbagai penyakit lain terkait kemiskinan, dinilai tertinggal.
Dari 850 obat dan vaksin baru yang disetujui untuk semua penyakit selama dekade terakhir, hanya 37 yang diperuntukkan bagi apa yang disebut penyakit terabaikan, yakni malaria, TBC, chagas, penyakit tidur, dan berbagai penyakit lain terkait kemiskinan.
Sebuah studi baru yang diterbitkan dalam Jurnal Kesehatan Global Lancet menyoroti apa yang oleh penulisnya disebut “ketidakseimbangan fatal” dalam riset dan pengembangan pengobatan bagi pasien termiskin di dunia.
Penyakit terabaikan, terutama lazim di negara-negara miskin, mencakup lebih dari 11 persen beban penyakit global, dan merupakan penyebab utama kematian, cacat kronis, dan kemiskinan.
Dalam meneliti kemajuan terbaru untuk memerangi penyakit itu, kalangan periset dari Inisiatif Obat untuk Penyakit Terabaikan, Doctors Without Borders, dan organisasi-organisasi medis lainnya mendapati hanya segelintir uji klinis yang sedang dilakukan atau dalam pengembangan.
Para penulis laporan itu mengakui perusahaan-perusahaan farmasi dan bioteknologi tidak mendapat banyak insentif finansial untuk menginvestasikan dana litbang dalam menemukan obat-obatan bagi berbagai penyakit terabaikan, dan mengacu pada kegagalan kebijakan publik untuk mendorong mereka.
Tim periset itu menyimpulkan, “Meskipun ada perhatian politik yang besar terhadap beban penyakit terabaikan, kami mendeteksi tidak ada bukti peningkatan substansial dalam kegiatan penelitian dan pengembangan dibandingkan dengan dekade-dekade sebelumnya.” (voaindonesia.com)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...