Penggunaan Senjata Kimia Adalah Kejahatan Terhadap Kemanusiaan
SEOUL, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Ban Ki-moon mengatakan, penggunaan senjata kimia adalah "kejahatan terhadap kemanusiaan" dan akan ada "konsekuensi serius" bagi para pelakunya.
Ban Ki-moon mengatakan hal itu, hari Jumat (23/8) di Seoul, Korea Selatan. Dan PBB mendesak investigasi segera tentang hal ini.
"Setiap penggunaan senjata kimia di mana saja, oleh siapa saja, dalam keadaan apapun, adalah melanggar hukum internasional," kata Ban menjelang pertemuan Millenium Development Goals (MDGs) di Seoul.
"Sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan harus ada konsekuensi yang serius terhadap pelaku. Sekali lagi, saya menyerukan penyelidikan segera atas insiden terbaru ini. "
Sebuah tim penyelidik senjata kimia dari PBB saat ini berada di Suriah. Mereka berada di sana selama 14 hari, dengan kemungkinan perpanjangan waktu, untuk menyelidiki dugaan penggunaan senjata kimia oleh Pemerintah Suriah. Kasus itu ada di Khan al-Asal, serta dua lokasi lain atas tuduhan yang dilaporkan oleh negara anggota PBB.
Sebelumnya, Ban Ki-moon menyerukan kepada pemerintah Suriah untuk memperpanjang kerja sama penuh sehingga tim yang dipimpin oleh ilmuwan Swedia, Ake Sellström, dapat cepat menyelidiki insiden itu. Penggunaan senjata kikia diduga terjadi pada Rabu (21/8) dini hari. Ban juga telah menginstruksikan Perwakilan Tinggi Urusan Perlucutan Senjata, Angela Kane, untuk melakukan perjalanan ke Damaskus.
"Saya pikir tida ada alasan yang bisa dibenarkan mengapa para pihak, baik pasukan pemerintah maupun oposisi, membuang kesempatan ini untuk mendapatkan kebenaran dari masalah tersebut,” kata Ban.
Jangan Buang Waktu
Sejak pertempuran dimulai pada Maret 2011 antara Pemerintah Suriah dan kelompok oposisi yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar Al-Assad, sebanyak 100.000 orang telah tewas di sana. Dan hampir dua juta orang melarikan diri ke negara tetangga sebagai pengungsi, serta empat juta warga Suriah hidup terlantar. Selain itu, sedikitnya 6,8 juta warga Suriah memerlukan bantuan kemanusiaan yang mendesak, di mana setengah dari mereka adalah anak-anak.
Ban menekankan bahwa "tidak bisa membuang-buang waktu" mengingat situasi kemanusiaan makinmengkhawatirkan. Dia mengulangi seruannya kepada semua pihak untuk datang ke meja perundingan menyelesaikan krisis.
"Ini waktunya bagi para pihak untuk berhenti berperang, dan memulai pembicaraan. Saya bertekad untuk melakukan semua yang saya bisa lakukan untuk membantu para korban, dan bergerak menuju solusi politik. Itulah satu-satunya cara untuk menghentikan krisis ini."
Dia menambahkan bahwa badan-badan PBB akan terus memberikan bantuan kepada jutaan orang di dalam dan di luar Suriah. "Tantangan kita tetap sama: menghentikan secara menyeluruh permusuhan, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mempertemukan pemerintah dan oposisi di meja perundingan di Jenewa sesegera mungkin," katanya.
Ancaman Perdamaian Dunia
Sementara itu, Perwakilan Khusus Gabungan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi mengatakan pihaknya berencana melanjutkan konferensi yang disebut "Jenewa II" pada pada bulan September.
Pada bulan Juni, diskusi tentang pertemuan internasional diadakan di Jenewa dengan partisipasi dari pejabat senior Amerika Serikat, Rusia dan PBB, yang dipimpin oleh Brahimi.
Tujuan konferensi untuk mencapai solusi politik mengatasi konflik di Suriah melalui perjanjian komprehensif antara pemerintah dan oposisi dengan implementasi penuh dari Komunike Jenewa pada 30 Juni 2012.
Komunike itu dikeluarkan setelah pertemuan Kelompok Aksi Suriah, dan dokumen itu merinci langkah-langkah kunci dalam proses untuk mengakhiri kekerasan di sana.
Brahimi menggarisbawahi kebutuhan untuk menyelenggarakan konferensi tersebut, dan memperingatkan bahwa perang saudara di Suriah telah menjadi (tanpa keraguan) ancaman terbesar bagi perdamaian dan keamanan di dunia saat ini.
Apa yang telah terjadi, tentang digunakannya senjata kimia sebenarnya menunjukkan krisis ini dan bahaya yang ditimbulkannya bukan hanya ancaman bagi rakyat Suriah, atau kawasan di sekitarnya, tapi juga bagi dunia, kata Brahimi. (un.org)
Editor : Sabar Subekti
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...