Penghancuran Gereja St Elia Upaya Penghapusan Sejarah Kristen
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Kepala Gereja Chaldean dan Uskup Agung Baghdad, Patriarch Louis Sako, menjelaskan penghancuran biara kuno St Elia dekat kota Mosul, Irak adalah upaya kebiadaban dan kekejian karena merupakan upaya untuk menghapus sejarah Kekristenan di Irak.
“Ekstremis mencari cara untuk menghapus sejarah kekristenan di Irak, dahulu ini benar-benar kota Kristen,” kata Louis Sako seperti diberitakan Radio Vatican, hari Kamis (21/1).
Sako menjelaskan banyak biara bersejarah dan gereja di Mosul yang dibangun di beberapa abad setelah kekristenan lahir di wilayah tersebut.
Sebuah biara Kristen tertua di Irak telah hancur dan tinggal puing-puing, menurut Associated Press, bentuk kebiadaban tersebut dilakukan kelompok ekstremis Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS, pada Kamis (21/1).
Selama 1.400 tahun bangunan itu telah berdiri dan selamat dari serangan alam dan manusia. Ia juga dipergunakan sebagai tempat ibadah untuk pasukan AS. Huruf Yunani chi dan rho, mewakili dua huruf pertama dari nama Kristus, terukir di dekat pintu masuk.
Biara St. Elia milik Gereja Chaldean merupakan salah satu dari yang paling biara Kristen kuno di Irak. Sako mengatakan ia takut bahwa semua bangunan kuno ini bisa dihancurkan dengan cara yang sama di masa depan.
Biara St Elia dibangun pada abad keenam dinamai dari Santa Elia, biarawati yang menyebarkan agama Katolik di daerah tersebut.
Sebelum dihancurkan oleh militan ISIS, biara memiliki 26 kamar termasuk tempat perlindungan dan kapel, meskipun atapnya sebagian besar hilang.
Sejak mengambil alih daerah besar Irak dan Suriah pada 2014, kelompok ISIS telah merusak sejumlah besar biara, gereja dan masjid serta monumen kuno di Niniwe, Palmyra dan Hatra. (radiovaticana.va/ap.org).
Editor : Eben E. Siadari
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...