Penyerang Klaim Berhak Melihat Catatan Pribadi Salman Rushdie, Pengadilan Menolak
MAYVILLE-NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Penulis Salman Rushdie tidak perlu menyerahkan catatan pribadi tentang penikamannya kepada orang yang dituduh menyerangnya. Hakim memutuskan pada hari Kamis (18/7), menolak anggapan tersangka penyerang bahwa dia berhak atas materi tersebut saat dia mempersiapkan diri menghadapi pengadilan.
Pengacara Hadi Matar pada bulan Februari memanggil Rushdie dan penerbit Penguin Random House untuk semua materi sumber yang terkait dengan memoar Rushdie yang baru-baru ini diterbitkan: “Knife: Meditations After an Attempted Murder,” yang merinci serangan tahun 2022 di Chautauqua Institution. Pembela Umum Nathaniel Barone mengatakan materi yang ia cari mengandung informasi yang tidak tersedia di tempat lain.
“Anda bisa mendapatkannya dari buku,” Hakim Distrik Chautauqua David Foley mengatakan kepada Barone selama argumen pada hari Kamis (18/7), sebelum memutuskan permintaan tersebut terlalu luas dan memberatkan. Selain itu, kata hakim, Rushdie dan penerbitnya dilindungi oleh undang-undang Shield di New York, yang melindungi jurnalis dari keharusan mengungkapkan sumber atau materi rahasia.
Mewajibkan Rushdie untuk menyerahkan materi pribadi “akan berdampak pada menjadikan Tuan Rushdie sebagai korban untuk kedua kalinya,” kata Elizabeth McNamara, pengacara Penguin Random House, saat meminta agar panggilan pengadilan tersebut dibatalkan.
Matar, dari Fairview, New Jersey, mengaku tidak bersalah atas penyerangan dan percobaan pembunuhan setelah didakwa oleh dewan juri Chautauqua County tak lama setelah pihak berwenang mengatakan dia bergegas ke panggung dan menikam Rushdie saat dia hendak berpidato di depan sekitar 1.500 orang di amfiteater di gedung pertunjukan di bagian barat New York.
Rushdie, 77 tahun, menghabiskan waktu bertahun-tahun dalam persembunyian setelah Ayatollah Khomeini, pemimpin tertinggi Iran, mengeluarkan fatwa, atau dekrit, pada tahun 1989 yang menyerukan kematiannya karena novelnya “The Setan Verses,” yang oleh sebagian Muslim dianggap menghujat. Selama dua dekade terakhir, Rushdie bepergian dengan bebas.
Juga pada hari Kamis, hakim menjadwalkan ulang persidangan Matar dari bulan September ke Oktober untuk mengakomodasi jadwal perjalanan Rushdie, dan jadwal perjalanan Direktur Kota Suaka Pittsburgh Henry Reese, yang menjadi moderator di kehadiran Chautauqua Institution dan juga terluka. Kedua pria tersebut diperkirakan akan memberikan kesaksian.
Pemilihan juri sekarang dijadwalkan dimulai 15 Oktober, kata Jaksa Wilayah Jason Schmidt. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Penyakit Pneumonia Terus Menjadi Ancaman bagi Anak-anak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, mengatakan, pneumonia ser...