Penyiksaan Kristiani Berlanjut di RRT, Satu Pendeta Ditahan
HANGZHOU, SATUHARAPAN.COM – Seorang pendeta di Republik Rakyat Tiongkok (RRT), Gu Joseph Yuese, ditangkap atas tuduhan menggelapkan dana, demikian keterangan lembaga yang mengawasi penganiayaan terhadap Kristiani, China Aid yang dikutip kembali oleh Christian Today, hari Rabu (11/1).
Badan amal yang berbasis di Texas melaporkan bahwa Gu 'Joseph' Yuese secara resmi ditangkap pada tanggal 7 Januari, setelah ditahan oleh polisi sebelum Natal.
Dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Hangzhou, RRT. Yuese merupakan pendeta senior resmi dari Gereja Chongyi, gereja terbesar yang terkait dengan sebuah organisasi Kristen yang dikelola pemerintah, “Three-Self Patriotic Movement”
Namun, ia dipecat dari gereja tersebut karena ditahan pada bulan Januari 2015, setelah menolak mencopot salib dari sejumlah gereja yang berada di provinsi Zhejiang.
Dia kemudian ditangkap pada Februari 2015 dengan tuduhan yang sama. Ia kemudian dibebaskan sebelum kunjungan Presiden Tiongkok, Xi Jinping, ke di Washington DC, AS.
Gu juga sebelumnya menjabat sebagai ketua Dewan Kristen Tiongkok cabang Zhejiang yang membantu melakukan pengawasan gereja yang terdaftar, dan menurut China Aid, dan dia juga merupakan pejabat Kristen resmi yang tertinggi dan menjadi sasaran sejak Revolusi Kebudayaan.
Gu merupakan satu dari sekian banyak pendeta dan pengacara di Tiongkok yang mengalami penahanan karena melakukan protes atau bekerja atas nama gereja yang dihancurkan pemerintah Tiongkok yang menggencarkan “Tiga Perbaikan (Gereja) dan Satu Penghancuran” dalam tiga tahun terakhir.
Dalam catatan China Aid, kampanye tersebut telah meluluhlantakkan lebih kurang 1.700 gereja yang dibuldoser atau salib yang ada di atas gereja mereka dihilangkan (christiantoday.com)
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...