Perairan Asia Tenggara Surga Bajak Laut
LONDON, SATUHARAPAN.COM – Sebuah laporan menyebutkan bahwa pembajakan kapal terbanyak terjadi di perairan Asia Tenggara. Laporan oleh Biro Maritim Internasional (International Maritime Bureau /IMB) dari International Chamber of Commerce (ICC) yang dipublikasikan hari Rabu (22/7) menyebutkan setiap dua pekan terjadi satu serangan oleh bajak laut terhadap kapal tangker di wilayah itu.
Situs berita Jerman, Deutsche Welle bahkan menuliskan bahwa perairan itu telah menjadi surga bagi bajak laut. Sementara wilayah itu merupakan rute laut dari Malaysia (Selat Malaka), Singapura dan Laut China Selatan sebagai daerah paling banyak digunakan dalam perdagangan dunia.
Bajak laut telah lama mengancam Asia Tenggara. Kondisi di wilayah tersebut sesuai bagi bajak laut, termasuk akibat penanggulangan yang lamban oleh pemerintah, dan jaringan kriminal yang sangat profesional.
Rute laut tersebut disebutkan sebagai labirin pulau dan perairan yang memberikan perlindungan bagi bajak laut. Negara-negara di kawasan itu, dengan satuan polisi laut mereka, lemah dan korup untuk menangani situasi, menurut DW.
Bajak Laut Indonesia
Menurut laporan IMB, lima kapal tanker dibajak di perairan Asia Tenggara pada kuartal kedua 2015, sehingga jumlah kapal yang dibajak secara global pada 2015 mencapai 13 kapal.
Menurut IMB, peningkatan kerja sama antara pemerintah dengan deteksi dini mendekati perahu kecil yang diduga akan membajak dapat membatalkan serangan.
Laporan IMB menyoroti pelacakan menangkap oleh Vietnam terhadap delapan pria asal Indonesia yang bertanggung jawab atas pembajakan kapal tanker Malaysia bulan lalu. Juga penangkapan oleh pemerintah Malaysia terhadap sembilan orang yang diduga terkait pembajakan pada Januari terhadap kapal yang berlabuh di Johor.
Pottengal Mukundan, Direktur IMB mengatakan, "Berbagi Informasi dan tindakan terkoordinasi antara negara pantai yang bersangkutan penting dalam menanggapi ancaman ini.’’
Tren Global
Menurut IMB, laporan global terbaru mengungkapkan bahwa dalam enam bulan pertama tahun 2015 terjadi 134 insiden pembajakan dan perampokan bersenjata terhadap kapal-kapal dilaporkan kepada Pusat Pelaporan Perompakan (PRC) IMB. Ini ada peningkatan dibanding periode sama tahun 2014 yang mencatata 116 insiden.
Dari jumlah itu pembajak yang berhasil naik kapal terjadi pada 106 insiden, dan bertanggung jawab atas 13 pembajakan dan 15 percobaan serangan di seluruh dunia.
Dalam tahun 2015 IMB mencacat 250 anggota awak kapal disandera, 14 diserang, 10 diculik, sembilan luka-luka, serta satu orang meninggal.
Menurut statistik terbaru, lebih dari sepertiga insiden dilaporkan ke PRC kejadian di lepas pantai Indonesia. Hal itu disebutkan terkait rendahnya penegakkan hukum, dan peluang perampokan pada kapal.
laporan iotu juga menyebutkan peningkatan di Bangladesh dan Chittagong, dengan 10 laporan pembajakan. Padahal semester pertama tahun lalu hanya ada satui pembajakan dilaporkan.
Di Nigeria dilaporkan 11 insiden. Tidak ada kasus dalam bulan Juni, tetapi 10 penculikan kru kapal terjadi dalam tiga peristiwa terpisah dan dilaporkan di sekitar perairan Nigeria.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...