Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 10:36 WIB | Kamis, 12 Oktober 2023

Perang Hamas-Israel, Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem Serukan Perdamaian

Menyalakan lilin. (Foto ilustrasi: WCC)

JENEWA, SATUHARAPAN.COM-Para Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem menyerukan perdamaian dan keadilan di tengah kekerasan yang sedang berlangsung.

“Tanah Suci, tempat suci bagi jutaan orang di seluruh dunia, saat ini terperosok dalam kekerasan dan penderitaan akibat konflik politik yang berkepanjangan dan tidak adanya keadilan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia,” demikian bunyi pernyataan mereka.

“Kami, para Patriark dan Kepala Gereja di Yerusalem, berkali-kali menyerukan pentingnya menghormati Status Quo bersejarah dan hukum dari tempat-tempat suci,” kata pernyataan mereka seperti diunggah di laman situs Dewan Gereja-gereja Dunia (WCC).

Pernyataan tersebut dengan tegas mengutuk tindakan apa pun yang menargetkan warga sipil, terlepas dari kebangsaan, etnis, atau keyakinan mereka.

“Merupakan harapan dan doa kami yang sungguh-sungguh agar semua pihak yang terlibat akan mengindahkan seruan ini untuk segera menghentikan kekerasan,” bunyi pernyataan itu.

“Kami memohon kepada para pemimpin politik dan pihak berwenang untuk terlibat dalam dialog yang tulus, mencari solusi jangka panjang yang memajukan keadilan, perdamaian, dan rekonsiliasi bagi masyarakat di negeri ini, yang telah terlalu lama menanggung beban konflik.”

Patriarkat Gereja Latin Yerusalem menyatakan keprihatinan mendalam mengenai siklus kekerasan.

“Operasi yang dilancarkan dari Gaza dan reaksi Tentara Israel membawa kita kembali ke periode terburuk dalam sejarah kita baru-baru ini,” bunyi pernyataan tersebut.

“Deklarasi sepihak seputar status situs keagamaan dan tempat ibadah mengguncang sentimen keagamaan dan bahkan memicu lebih banyak kebencian dan ekstremisme,” kata pernyataan itu. “Oleh karena itu, penting untuk melestarikan Status Quo di semua Tempat Suci di Tanah Suci dan di Yerusalem pada khususnya.”

Gereja Lutheran Evangelis di Yordania dan Tanah Suci menyatakan keterkejutan dan kesusahan atas meningkatnya kekerasan di Jalur Gaza dan sekitarnya.

“Karena bahasa ‘perang’ sekarang digunakan untuk mencirikan kekerasan ini, penting untuk diingat bahwa peperangan saat ini tidak terjadi secara terisolasi,” demikian isi pernyataan tersebut. “Ini terkait dengan konteks yang lebih luas dan sejarah yang lebih panjang.”

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home