Perempuan Irak Bunuh Komandan NIIS
BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM - Seorang perempuan Irak dilaporkan telah membunuh seorang komandan tingkat tinggi Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) bernama Abu Anas, tiga bulan setelah dia dipaksa menjadi budak seks melalui "pernikahan" dengan bawahannya.
Berbicara kepada jaringan TV independen Irak, Al Sumaria, juru bicara Partai Demokrat Kurdistan (KDP), Saeed Mamouzini, mengatakan bahwa perempuyan itu yang tidak dijelaskan identitasnya, diyakini sebagai anggota minoritas Yazidi-Kurdi.
Pada hari Sabtu (5/9) di menembak Anas di dekat kota Mosul, Irak, wilayah yang saat ini dikuasai oleh NIIS. Tiga bulan sebelumnya, dia ditangkap oleh NIIS, dan komandan itu memberikannya kepada pengikutnya sebagai "hadiah."
Ini hanyalah satu dari banyak prakti yang mengerikan yang dilakukan militan NIIS yang juga disebut ISIS (Islamic State of Iraq and Syria) yang menggunakan agama Islam versi mereka untuk membenarkan tindakan.
Menurut situs berita ankawa.com, kasus ini terjadi ketika banyak laporan tentang perbudakan seks dan pelanggaran hak asasi manusia yang terjadi di wilayah yang dikuasai ISIS yang cenderung meningkat.
Laporan itu muncul hanya dua hari setelah militan Daesh (sebutan lain untuk NIIS) membawa perempuan non-Irak ke Mosul, sekitar 400 kilometer sebelah utara ibu kota Irak, Baghdad, untuk dijadikan budak seks. Hal itu atas perintah pemimpin kelompok itu, Ibrahim al-Samarrai alias Abu Bakr al-Baghdadi.
Pada 15 Agustus, militan Daesh mengeksekusi 15 perempuan di pangkalan militer Ghazlani di dekat Mosul, setelah korban menolak untuk menikah dengan militan. Para teroris mngeksekusi 19 perempuan tempat yang sama pada akhir Juli.
Hana Nawafili, juru bicara Observatorium Irak untuk Pertahanan dari Kekerasan pada Perempuan, mengatakan berbahasa kantor berita Arab, Al-Maalomah, pada 18 Juli melaporkan Daesh memperkosa tujuh perempuan warga Fallujah, sekitar 69 kilometer barat Baghdad, dan kemudian membunuh mereka.
Tak banyak informasi tentang perempuan yang membunuh pemimpin ISIS itu, namun sangat mungkin dia adalah anggota yang ditangkap dari salah satu milisi yang semuanya perempuan ketika bertempur melawan ISIS di bagian Kurdistan (wilayah yang belum diakui sebagai bagian dari Irak, Iran, Turki atau Suriah). Hal itu terkait keahliannya menggunakan pistol.
Namun disebutkan bahwa ada keyakinan pada sebagian militan ISIS bahwa jika seorang perempuan membunuh Anda, maka Anda akan masuk ke neraka.
Menurut catatan, perempuan di daerah yang dikuasai Kurdi menikmati kesetaraan jender, dan kebebasan beragama: Yazidi, Kristen, berbagai sekte Muslim, Yahudi, dan bahkan komunitas non-agama. Semua hidup berdampingan dalam masyarakat majemuk ini.
Kremlin: AS Izinkan Ukraina Gunakan Senjata Serang Rusia Mem...
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kremlin mengatakan pada hari Senin ( 18/11) bahwa pemerintahan Presiden Amer...