Pernah Hina Uskup, Durtete Janji Tangkap Pengebom Gereja
FILIPINA, SATUHARAPAN.COM – Dua pemboman hari Minggu (27/1) di sebuah katedral di Filipina selatan, telah menewaskan 20 orang dan melukai sedikitnya 81 orang. Polisi mengatakan jumlah korban tewas yang diumumkan sebelumnya keliru karena penghitungan ganda.
Pemerintah Filipina, dalam pernyataan, berjanji untuk memburu para pelakunya "sampai setiap pembunuhnya diadili dan dipenjara." Pernyataan itu mengatakan, "para pelaku yang kejam" tidak akan "diberi ampun," seperti dilansir Voaindonesia.com.
Bom pertama meledak ketika Misa berlangsung di dalam katedral di Jolo, di provinsi Sulu. Ketika para petugas militer dan polisi bergegas membantu, bom kedua meledak.
Presiden Filipina Rodrigo Duterte mengecam pemboman itu, menyebutnya "aksi terorisme."
Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan, agar para pelaku kejahatan itu segera diadili.
Minggu malam, kantor berita ISIS, Amaq, mengatakan kelompok teroris itu mengklaim tanggung jawab atas kedua ledakan itu.
Tahun lalu, Presiden Rodrigo Duterte meminta warga Katolik di Filipina membuat kapel di rumah masing-masing sehingga tak perlu pergi ke gereja hanya untuk membayar para uskup yang ia anggap "idiot."
"Kalian bangun sebuah kapel sendiri di rumah kalian masing-masing dan berdoa di sana. Kalian tidak perlu pergi ke gereja untuk membayar para idiot-idiot ini," ucap Duterte seperti dikutip CNN Filipina, Senin (26/11/2018).
Duterte juga menganggap ajaran gereja Katolik sudah kuno tidak relevan dengan masa kini.
"Gereja Katolik berpegang pada keyakinan 3.000 tahun lalu. Orang-orang saat itu nomaden. Apa yang mereka ketahui tentang dunia saat ini? Dan kemudian Anda membuat orang mengikuti ajaran Anda," tutur Duterte.
Pernyataan itu merupakan "sentilan" Duterte terhadap Uskup Caloocan, Pablo Virgilio David, yang baru-baru ini mengecam tuduhannya bahwa para uskup kerap mencuri dan "meminta sumbangan."
Tak hanya itu, Duterte juga menuding sang uskup terlibat dalam penyebaran obat-obatan terlarang.
"Saya memberitahumu, David. Anda curang. Kenapa Anda terus berkeliaran di malam hari? Saya pikir Anda terlibat narkoba," kata Duterte.
David langsung membantah tuduhan Duterte melalui unggahannya di Facebook.
"Tidak, Pak. Saya tidak suka narkoba meski legal maupun ilegal. Tidak pernah. Saya hanya membantu merehabilitasi orang yang kecanduan obat-obatan," tulis David.
Dalam unggahannya itu, David juga menyindir kondisi kesehatan Duterte yang belakangan dikabarkan menurun.
"Saya hanya mengonsumsi vitamin dengan buah shake dicampur dengan malunggay setiap pagi. Anda mungkin mau mencobanya, Pak. Ini akan banyak membantu Anda."
Dikenal sebagai sosok dengan jadwal padat dan pidato yang panjang, kondisi kesehatan Duterte mulai menjadi perhatian publik setelah kerap absen dalam sejumlah kesempatan penting.
Rumor mengenai kesehatannya ini sebenarnya sudah mulai merebak sejak tahun lalu, ketika para anggota parlemen khawatir karena Duterte pernah mengaku harus mengonsumsi obat penahan rasa sakit yang biasa digunakan pengidap kanker, fentanyl.
Menampik mengidap kanker, Duterte menjelaskan bahwa obat itu digunakan untuk mengurangi rasa sakit di tulang belakangnya akibat kecelakaan berkendara di masa silam.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...