RI Prihatin Venezuela, AS Pro Oposisi, Turki Pihak Maduro
WASHINGTON DC, SATUHARAPAN.COM - Kementerian Luar Negeri Indonesia, hari Sabtu (26/1) menyampaikan keprihatinan dengan perkembangan situasi di Venezuela.
Indonesia menyerukan kepada “semua pihak untuk menahan diri dan tidak mengambil tindakan yang dapat memperburuk situasi.”
Dalam pernyataan pers yang diterima VOA, Kemlu RI menggarisbawahi bahwa “dengan tetap menghormati kedaulatan dan tanpa bermaksud mencampuri urusan dalam negeri Venezuela, penting agar suara rakyat Venezuela” didengar.
Indonesia, tegas Kemlu RI, menyerukan dilakukannya “proses politik yang demokratis, transparan dan kredibel” di negara Amerika Selatan itu.
Ada sekitar 48 warga negara Indonesia di Venezuela, di mana 33 orang di antaranya tinggal di ibu kota Caracas. Menurut juru bicara Kemlu RI, KBRI di Caracas masih beroperasi seperti biasa.
Pemimpin oposisi Venezuela, Juan Guaido dikelilingi para pendukungnya sebelum mengadakan konferensi pers di Caracas, Jumat (25/1).
Venezuela Rabu lalu (23/1) memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika dan mengharuskan semua pegawai kedutaan besar Amerika meninggalkan negara itu dalam waktu 72 jam. Tenggat itu berakhir Sabtu ini (26/1).
Presiden Venezuela Nicolas Maduro menyampaikan keputusan itu hanya beberapa jam setelah Presiden Amerika Donald Trump secara resmi mengakui Juan Guaido sebagai pemimpin sementara Venezuela dan menyampaikan peringatan keras kepada Maduro.
Trump menyampaikan pengakuan itu setelah Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden ketika berlangsung demonstrasi besar-besaran menentang Maduro. Para pejabat Gedung Putih hari Kamis (24/1) menyatakan Trump belum menyebut akan mengambil tindakan apapun, seperti blokade angkatan laut atau tindakan militer lain jika Maduro melancarkan aksi kekerasan terhadap demonstran dan Guaido.
Pemerintahan Trump kemungkinan akan mengenakan sanksi-sanksi baru terhadap sektor perminyakan Venezuela jika keadaan politik di Caracas memburuk minggu ini.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan kepada rekannya, Presiden Venezuela Nicolas Maduro supaya “tetap kuat” dalam menghadapi seruan dalam dan luar negeri untuk mundur ditengah krisis politik yang melanda negara itu.
Para pengecam mengatakan, Maduro merusak demokrasi, mengakibatkan inflasi luar biasa dan menghancurkan perekonomian negara.
Erdogan mengatakan hari Kamis (24/1) bahwa ia sangat terkejut mendengar keputusan Presiden Trump mengakui pemimpin oposisi Venezuela Juan Guaido sebagai presiden sementara.
Sebagai tanggapan, Maduro hari Rabu memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika dan mengusir semua diplomatnya dari negara itu. Tapi menteri LN Amerika Mike Pompeo mengatakan Maduro tidak punya hak untuk melakukan itu.
Erdogan mengatakan Maduro akan menang “kalau ia terus berdiri tegak untuk menjalankan apa yang dianggapnya sebagai kebijakan yang benar.”
“Saudaraku Maduro, tetap kuat. Turki berdiri di sisimu,” kata Erdogan kepada Maduro dalam percakapan telepon.
Editor : Melki Pangaribuan
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...