Pertemanan Gadis Yahudi dan Muslim Jadi Inspirasi Halloween
AMERIKA SERIKAT, SATUHARAPAN.COM - Foto yang mengabadikan persahabatan antara seorang gadis remaja Yahudi dan seorang remaja Muslim telah menyebar luas di dunia maya. Ia menjadi inspirasi merayakan Halloween tahun ini, di tengah suasana politik AS yang memanas, gampang tersulut oleh kebencian karena perbedaan agama dan ras.
Dikutip dari forward.com, sebuah laman hiburan yang banyak mengulas gaya hidup, persahabatan dua gadis remaja ini telah menjadi pembicaraan cukup luas di dunia maya. Dan ini tak terlepas dari inisiatif seorang ayah, yang bangga atas persahabatan putrinya.
Jeff Pearlman, sang ayah dimaksud, adalah seorang Yahudi. Ia memposting foto persahabatan putrinya dengan sahabatnya yang Muslim. Dan jadilah itu buah bibir yang positif.
Putrinya, Casey Pearlman, berusia 13 tahun. Ia berteman akrab dan bahkan menjadi sahabat terbaiknya, dengan Yasmin Idris, juga berusia 13 tahun. Yasmin adalah Muslim.
Dalam merayakan Halloween, mereka sepakat berpakaian tim superhero yang mereka namai Juslims. Di bagian belakang kostum itu mereka memberi inisial JM. Sedangkan di bagian depan T-Shirt mereka, ada tulisan, "Jangan khawatir, ini bukan soal agama, ini bukan soal agama, ini tidak akan menyerang (siapa pun, red)."
Tulisan itu perlu dibuat untuk memastikan mereka tidak melanggar aturan sekolah.
Ayah Casey, memposting foto mereka lewat akun twitternya, @jeffpearlman, dengan tulisan, "Putri saya adalah Yahudi. Teman terbaiknya adalah Muslim. Untuk Halloween mereka menciptakan tim superhero: The Juslims. Belum pernah aku sebangga ini. Sungguh."
Sejak ia mempostingnya pada 30 Oktober, foto itu sudah mengumpulkan hampir 50.000 retweets, 91.000 like dan seluruhnya adalah komentar positif.
"Pengasuhan yang dilakukan dengan benar!," bunyi satu komentar.
"Definisi sejati tentang kekuatan perempuan (power girl)!" komentar yang lain.
"Iman dalam kemanusiaan," yang lain memberi tanggapan.
Pearlman menilai iklim politik di AS saat ini menjadi pemicu datangnya semua umpan balik positif yang diterima putrinya dan sahabatnya.
"Ada gelombang pasang yang anti terhadap segalanya," katanya dalam wawancara telepon dengan forward.com.
"Ada perasaan kebencian pada musim pemilu ini yang saya belum pernah melihat dalam hidup saya."
kostum mereka, jelasnya, berfungsi sebagai pengingat bahwa semua hal negatif itu tak ada gunanya.
"Ini sangat sederhana. Dua anak dalam kostum Halloween. Mereka tidak mencoba untuk mengirim pesan, mereka tidak mencoba untuk berpolitik. Mereka hanya dua anak yang berpikir bahwa ini adalah kostum lucu, "kata dia.
Sayang, tidak disebutkan dimana persisnya kedua remaja ini bermukim.
Editor : Eben E. Siadari
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...