Perundingan Damai Suriah: Pemerintah Mau Bantuan untuk Seluruh Wilayah
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Delegasi pemerintah Suriah pada konferesi Jenewa II mengharapkan adanya solusi yang menjamin bantuan kemanusiaan untuk semua daerah yang membutuhkannya di Suriah. Namun perundiangan baru disepakati untuk bantuan bagi kota tua, Homs, karena pihak oposisi hanya menyepakati untuk kota itu.
Kantor berita nasional Suriah, SANA di Jenewa mengatakan bahwa selama sesi pembicaraan pada Sabtu (25/1) malam, delegasi pemerintah menegaskan bahwa mereka datang ke Jenewa dengan harapan menemukan solusi menyeluruh dan jelas untuk masalah kemanusiaan, isu-isu politik dan keamanan, bukan hanya untuk mencapai gencatan senjata dalam beberapa jam di daerah yang sangat kecil.
Delegasi resmi menegaskan bahwa pemerintah Suriah memberikan bantuan setiap hari ke daerah-daerah dapat dicapai, dan yang memprihatinkan bahwa tidak semua warga negara tidak bisa mendapatkan.
Delegasi itu mengatakan bahwa tidak dapat memulai membahas masalah kemanusiaan sebelum mengatur keamanan, karena pembawa bantuan ditargetkan oleh tembakan dengan mortir dan bom, menurut PBB seperti dikatakan Wakil Khusus Gabungan PBB dan Liga Arab untuk Suriah, Lakhdar Brahimi. Delegasi pemerintah mengharapkan agar terorisme dihentikan di Suriah.
Pembebasan Tahanan
Delegasi resmi pemerintah, menurut kantor berita SANA juga bersikeras untuk dibebaskan, termasuk korban penculikan dan mereka yang sandera serta digunakan sebagai perisai manusia. Delegasi itu menekankan bahwa isu ini adalah salah satu yang paling penting.
Sementara itu disebutkan bahwa dalam pembicaraan, delegasi koalisi mengancam lebih dari sekali dengan mengganggu konferensi Jeneva II selama sesi yang dipimpin Brahimi. Sebelumnya, sumber yang dekat dengan PBB mengatakan bahwa delegasi resmi Suriah yang pertama mengangkat isu kemanusiaan, karena hal itu yang paling mendesak.
Editor : Sabar Subekti
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...