Seorang Pemimpin Unjuk Rasa di Thailand Ditembak Mati
BANGKOK, SATUHARAPAN.COM - Seorang pria yang diidentifikasi oleh polisi sebagai salah satu pemimpin protes anti-pemerintah Thailand ditembak mati pada hari Minggu (26/1) ketika kekerasan meletus dimana demonstran di Bangkok mencoba memblokir tempat pemungutan suara (TPS) pemilu awal untuk pemilu pekan depan.
Piya Utayo, juru bicara polisi nasional Thailand, mengidentifikasi orang yang meninggal sebagai Suthin Taratin. "Sedikitnya lima orang lainnya terluka," katanya.
Penutupan TPS
Demonstran antipemerintah pada Minggu menutup paksa 19 dari 50 Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Bangkok, setelah mengepung sejumlah bangunan dan menghalangi para pejabat masuk untuk mengatur jalannya pemilu awal, kata Komisi Pemilihan Thailand.
“Sembilan belas dari 50 tempat pemungutan suara di Bangkok dilaporkan ditutup,” kata sekretaris jenderal Puchong Nutrawong dari Komisi Pemilihan kepada AFP.
“Pejabat pemilihan di tempat pemungutan suara tidak bisa masuk ke dalam karena dihalangi demonstran,” katanya.
Lebih dari dua juta orang terdaftar untuk tahapan pemilu awal menjelang pemilihan pada 2 Februari, yang disebut oleh Perdana Menteri Yingluck Shinawatra sebagai upaya untuk meredakan peningkatan ketegangan politik setelah beberapa pekan protes antipemerintah besar-besaran.
Pemilu awal digelar untuk orang-orang yang tidak dapat turut dalam pemungutan suara pada Minggu depan dan hal tersebut rutin dilakukan.
Demonstran, yang menggelar aksi yang mereka sebut “penutupan” Bangkok selama hampir dua pekan dalam upaya menggagalkan pemungutan suara, menolak pemilu itu dan berjanji untuk berkumpul di sekitar TPS. (VoR/AFP)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...